Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 25 Jun 2023, 07:31 WIB

Mengagetkan Bagaimana Ini Bisa Terjadi, Kepala BNN: Banyak Narapidana Berusaha Kendalikan Narkotika dari Lapas

Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Komisaris Jenderal Petrus Reinhard Golose.

Foto: ANTARA/Rolandus Nampu

Denpasar - Mengagetkan, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RIKomisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose menyebutkan banyak narapidana narkotika berusaha mengendalikan peredaran obat terlarang dari dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).

"Di lapas, mereka banyak yangmenjalani hukuman mati dan penjara seumur hidup, namunmereka tetap berusaha mengelabui petugas lapasdengan caranya untuk mengontrol (narkotika)," kata Golose saat menutup rangkaian kegiatan 'Shooting Against Drugs' di Lapangan Tembak Polda Bali Tohpati, Denpasar, Bali, Sabtu.

Namun demikian, Golose tidak menyebutkan data secara rinci mengenai data bandar narkotika yang terus mengendalikan narkotika tersebut. Menurut dia, untuk menanggulangi berbagai kamuflase yang dilakukan para bandar narkotika di lapasdi Indonesia, maka BNN RI terus memperkuat kolaborasi dan koordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang membawahi fungsi lembaga pemasyarakatan.

Mantan Kapolda Bali itumenyatakan akan menindak tegas para petugas lembaga pemasyarakatan yang mencoba terlibat dalam membantu para bandar untuk melakukan aksinya.

"Kalau ada dari petugas lapas yang terlibat, maka kita lakukan tindakan dan tentunya dengan koordinasi," kata dia.

Menurut Golose, kasus tindak pidana narkotika di Indonesia mendominasi semua jenis kejahatan yang telah berkekuatan hukum tetap atau diputus oleh putusan pengadilan.

Golose mengatakan rata-rata sekarang narapidana yang masuk di lembaga pemasyarakatan 60 sampai dengan 70 persen adalah napi yang terlibat tindak pidana narkotika walaupun secara nasional sudah ditekan.

"Di daerah-daerah masih lebih tinggi narkotika dibandingkan tindak pidana lain, seperti pidana korupsi, pidana umum, dan pidana tertentu dengan narkotika," kata Golose.

Karena itu, BNN terus melakukan kontrol terhadap masuknya narkotika ke dalam lapas dan pengendalian narkotika dari dalam lapas.

Golose menyebutkan bahwa angka kematian karena narkotika di Indonesia cukup banyak seiring dengan pengguna, namun data tersebut tidak terungkap ke publik.

"Ini banyak disembunyikan, tetapi hampir sekarang bisa ditekan, namun untuk rehabilitasi banyak yang kita lakukan di BNN, dalam setahun banyak rehabilitasi kemudian sudah ditemukan banyak yang berkaitan dengan NPS ("new psychoactive substances"/narkotika jenis baru)," kata Golose.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.