Pembersihan Koruptor Terus Digencarkan, Tiongkok Pecat Dua Anggota Parlemen Militer
Penegakan Hukum I Xi Jinping Terus Gencarkan Kampanye Antikorupsi
Foto: istimewaBEIJING – Tiongkok, pada hari Rabu (25/12), tiba-tiba memecat dua anggota parlemen militer dari Parlemen tanpa penjelasan, dalam pembersihan personel kunci di eselon atas lembaga pertahanan negara tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Dikutip dari The Straits Times, badan legislatif tertinggi negara mencabut keanggotaan You Haitao dan Wakil Laksamana Li Pengcheng selama pertemuan pada tanggal 25 Desember, menurut laporan dari Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional.
You pernah menjadi wakil komandan Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat atau People’s Liberation Army (PLA). Wakil Laksamana Li adalah komandan angkatan laut Komando Teater Selatan, yang mengawasi wilayah Laut Tiongkok Selatan yang penuh dengan ketegangan teritorial.
Pendahulu Wakil Laksamana Li, Wakil Laksamana Ju Xinchun disingkirkan dari Parlemen setahun yang lalu.Badan legislatif hanya mengatakan You dan Wakil Laksamana Li diduga melanggar hukum dan disiplin, yang merupakan sebutan umum Partai Komunis Tiongkok terhadap korupsi.
Kepergian mereka merupakan tanda terkini kampanye antikorupsi yang melanda militer sejak 2023, yang awalnya ditujukan pada unit pengadaan peralatan PLA dan Pasukan Roket yang dirahasiakan, terus berlanjut tanpa henti.
Pada bulan November, Tiongkok menangguhkan salah satu pejabat seniornya di Komisi Militer Pusat, badan militer tertinggi negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping.Pada tanggal 23 Desember, Tiongkok secara tak terduga mengumumkan komisaris politik baru untuk Angkatan Darat.
Tuduhan korupsi mendera petinggi militer Tiongkok, termasuk Menteri Pertahanan Dong Jun, yang mengancam akan semakin mempengaruhi struktur komando yang sudah rapuh. Tuduhan yang muncul sejak berita baru ini dilaporkan cukup besar, dengan desas-desus tentang pelanggaran serupa yang melanda seluruh cabang angkatan laut.
Upaya Modernisasi
Dikutip dari News Report, hal ini terjadi di tengah upaya modernisasi yang dicita-citakan oleh PLA, yang menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan aspirasi militer Tiongkok.Rumor yang terus beredar seputar potensi jatuhnya Menteri Pertahanan Dong Jun mengungkap pola yang mengganggu kepemimpinan militer Tiongkok.
Laporan dari media Tiongkok, termasuk Beijing News, menunjukkan pejabat umum militer senior melakukan tuduhan korupsi daripada menyelesaikan masa jabatan mereka tanpa skandal. Pemecatan Jenderal Wei Fenghe dan Li Shangfu baru-baru ini, pendahulu Dong, karena tuduhan korupsi menyoroti tren yang disalin ini.
Penyelidikan korupsi meluas jauh melampaui Dong. Di seluruh jajaran jenderal walikota, bisikan tentang kejatuhan yang akan datang dapat didengar.
Analis militer memperkirakan setidaknya satu atau dua perwira tinggi segera menghadapi hukuman berat. Ini bukan hanya masalah pelanggaran individu, tetapi korupsi sistemik yang merupakan inti dari pengadaan pemeliharaan.
"Membasmi budaya korupsi yang mengakar kuat dalam militer akan menjadi tantangan jangka panjang. Godaan untuk mendapatkan keuntungan ilegal, khususnya dalam kontrak penahanan, terbukti terlalu menarik bagi banyak jenderal untuk ditolak," kata seorang komentator militer anonim yang bermarkas di Beijing.
Korupsi yang merajalela ini mengancam akan merusak program modernisasi yang dijalankan oleh PLA di bawah kepemimpinan Xi Jinping. Tujuannya mengaburkan kemampuan militer Amerika Serikat pada tahun 2035, target yang semakin sulit dengan investigasi yang sedang terjadi terhadap pelanggaran tingkat tinggi.
Laporan Kekuatan Militer Tiongkok 2024 dari Departemen Pertahanan AS, yang dirilis minggu lalu, menggarisbawahi masalah ini. Korupsi di dalam PLA sudah menjadi masalah umum. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang minimalnya sistem persenjataan mereka dan kompetensi personel mereka.
Memang jika tidak dicegah, korupsi dapat sangat menghambat kemampuan PLA untuk memproyeksikan kekuatan secara efektif, bahkan dalam situasi darurat di Taiwan, dan menantang supremasi militer AS. Jika Tiongkok benar-benar bercita-cita menjadi negara adikuasa, pertama-tama ia harus melancarkan kampanye yang berhasil memberantas korupsi yang menggerogoti angkatan bersenjatanya.
Skandal korupsi yang sedang berlangsung ini merupakan ringkasan terbaru bagi militer Tiongkok, yang telah berada di bawah pengawasan ketat selama bertahun-tahun.
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Arsenal Berambisi Lanjutkan Tren Kemenangan di Boxing Day
Berita Terkini
- Duh, Rupiah Kembali Tertekan Jelang Akhir Pekan
- Pemkab Bekasi raih tiga penghargaan bidang pemberdayaan perempuan
- Kota Tua antisipasi 41 ribu pengunjung saat Tahun Baru 2025
- Kabar Gembira bagi yang Mau Jalan-jalan, Commuter Line Beroperasi 24 Jam di Malam Tahun Baru 2025
- Optimalkan Potensi Garam Indramayu demi Sokong Swasembada, Berikut Ini Strategi Pemerintah