![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Menantikan Data Inflasi AS Hari Ini (13/2)
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah, hari ini (13/2), jika data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang dirilis tadi malam meningkat, sesuai ekspektasi pasar. Selain itu, sentimen terhadap kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat apabila data inflasi AS sesuai perkiraan atau lebih tinggi, maka makin menguntungkan bagi dollar AS. Saat itu, ruang pemangkasan suku bunga sangat kuat tertahan pada posisi saat ini.
Karenanya, Nanang memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (13/2), bergerak melemah di rentang 16.300-16.430 rupiah per dollar AS.
- Baca Juga: Permintaan Buket Meningkat
- Baca Juga: Investor Cemas di Tengah Drama The Fed, Simak Prediksinya
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan, Rabu (12/2) sore, di Jakarta menguat 8 poin atau 0,05 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.376 rupiah per dollar AS.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi menyatakan penguatan rupiah dipengaruhi isyarat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang hanya sedikit niatnya untuk memangkas suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat. “Powell semakin ‘meremehkan’ ekspektasi untuk penurunan suku bunga. Powell mengatakan kepada Komite Perbankan Senat pada hari Selasa (11/2) bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga, mengingat bahwa The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 1 persen pada tahun 2024, dan bahwa ekonomi tetap kuat,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta.
Di sisi lain, investor disebut masih mencerna pengenaan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) lebih tinggi oleh Presiden AS Donald Trump yang diperkirakan berpotensi mendukung inflasi dan membebani pertumbuhan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang. Menurut dia, Trump telah diisyaratkan untuk mengenakan lebih banyak tarif.
Senada, Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menganggap rupiah menguat pascapidato Powell yang tidak merubah prospek suku bunga The Fed. “Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dollar AS yang terkoreksi setelah dalam pidato Powell semalam yang walaupun hawkish,” ungkap dia.
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 3 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
Berita Terkini
-
Kesehatan Mental Ibu Bisa Picu Anak Stunting
-
SEAMEO RECFON Rilis Hasil Temuan Awal Studi AASH
-
Binus Ubah Program Ilmu Communication Menjadi Creative Digital Communication
-
Tertinggi di Indonesia, Pertamina Peringkat ke-32 Daftar 500 Perusahaan Terbaik di Asia Pasifik versi Majalah TIME
-
Makin Hijau! Bank Mandiri Catatkan Skor ESG Terbaik di KBMI IV Versi Sustainalytics