Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 21 Agu 2024, 06:10 WIB

Menanti Pulangnya Manusia Jawa

Foto: Istimewa

Tiga benda purbakala berupa tengkorak, tulang paha, dan geraham, dibawa Eugene Dubois ke Belanda. Usaha untuk mengembalikannyade Javamens(manusia Jawa) telah berlangsung sejak pemerintahan Hindia Belanda namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan kembali.

Belanda membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memutuskan apakah kerangka Manusia Jawa koleksi Eugene Dubois akan dikembalikan ke Indonesia atau tidak. Padahal keputusan tersebut sangat ditunggu-tunggu oleh dunia internasional.

Koleksi yang tersimpan museum Naturalis in Leiden itu mencakup tiga mahakarya prasejarah yang terkenal di dunia yaitu tengkorak, tulang paha, dan geraham yang semuanya hasil penggalian di Jawa pada tahun 1891-1992.

Dubois menemukanPithecanthropus erectus, spesies manusia purba yang kini lebih dikenal sebagaiHomo erectus, di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Dengan modal kerangka Manusia Jawa ini, Dubois yakin telah menemukan mata rantai yang hilang dalam evolusi dari kera ke manusia seperti yang diutarakan dalam teori Darwin.

Saat ini ada peningkatan konsensus internasional mengenai apa yang umumnya disebut sebagai barang seni yang dijarah. Benda-benda seni yang telah dicuri misalnya oleh penjajah Jerman pada Perang Dunia II atau oleh pendudukan kolonial yang berada di luar negeri, harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sah.

"Mereka bisa saja (kerabat) perorangan, tapi juga negara," tulis jurnalis Ronald Frisart pada lamanHistoriek.

Yang pasti, ada pengecualian terhadap konsensus tersebut. Contoh paling terkenal adalah apa yang orang Inggris sebut sebagaiElgin Marblesatau Batu Pualam Elgin yang adalah benda seni berasal dari Kuil Parthenon dan Erechtheion di Acropolis Athena.

Thomas Bruce (Lord Elgin) memindahkannya ke Inggris pada tahun 1801-1804, dan akhirnya disimpan di British Museum di London. Yunani menginginkan benda seni itu kembali, namun Inggris menolak bekerja sama. Perselisihan terakhir mengenai hal ini hingga saat ini terjadi pada November 2023 lalu.

Koleksi sejarah alam atau bagiannya merupakan persoalan yang lebih sulit dibandingkan benda seni. Bagaimanapun, benda-benda sejarah alam bukanlah karya seni buatan manusia.

Selain kertas dan koper milik Dubois, di dalamnya terdapat lebih dari empat puluh ribu benda yang digali di Hindia Belanda saat itu, mulai dari fosil hewan hingga tiga mahakarya tengkorak, tulang paha dan geraham yang disebut Dubois sebagaiPithecanthropus erectusartinya manusia tegak seperti kera. Tiga objek terakhir diperkirakan berusia antara setengah juta hingga satu juta tahun.

Setelah penemuan di Tiongkok dan tempat lain, istilahPithecanthropus erectuskoleksi Dubois tidak lagi digunakan dan digabungkan dengan spesies manusia prasejarah yang telah punah,Homo erectusatau manusia tegak. Manusia Jawa Dubois adalah spesimen pertama yang ditemukan dan oleh karena itu menjadi titik referensi ilmiah.

Frisart menuturkan mengapa koleksi Dubois dari dulu dan sekarang masih penting. Lex Veldhoen menulis tentang ini sebelumnya untukHistoriek. "Intinya, pemerintah Belanda membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memutuskan apakah koleksi Dubois akan dipindahkan ke Indonesia. Isu tersebut sempat mengemuka pada Juli 2022, namun nyatanya sudah berlangsung sejak tahun 1931."

Pada Oktober 2022, media Belanda memberitakan bahwa Indonesia telah meminta Belanda mengembalikan berbagai benda budaya termasuk koleksi Dubois. Pada 1 Juli tahun itu, Indonesia memang sudah menyampaikan permintaan itu ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan (OCW).

Setahun kemudian, pada 6 Juli 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Gunay Uslu menyurati DPR bahwa ia memutuskan untuk mengembalikan ke Indonesia sejumlah benda budaya yang saat itu berada dalam pengelolaan Nationaal Museum van Wereldculturen atau Badan Nasional Museum Kebudayaan Dunia. Uslu tidak menyebutkan koleksi Dubois karena sepertinya belum ada keputusan yang diambil mengenai hal ini.

Polemik Pengembalian

Eugene Dubois bergabung dengan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) sebagai dokter pada tahun 1887. Tujuan sebenarnya di Hindia Belanda adalah untuk menunjukkan dalam praktik bahwa Charles Darwin benar dalam teori bahwa manusia adalah keturunan kera.

Pada tahun 1895 Dubois kembali ke Belanda. Hampir semua temuannya di Hindia Belanda dikirim dalam empat ratus peti. Perjalanan benda-benda ini berakhir di Leiden di Rijksmuseum voor Natuurlijke Historie atau Museum Nasional Sejarah Alam yang disebut museum Naturalis in Leiden sejak 1998.

Dubois sendiri telah membawa karya agungnya (tengkorak, tulang paha, geraham) ke Belanda dalam koper berwarna coklat. Dia menempatkannya di brankas di Museum Teylers di Haarlem, di mana dia menjadi kurator selama beberapa waktu dan melindungi koleksinya dari dunia luar.

Namun pada tahun 1923, di bawah tekanan besar dari pemerintah, dia menyerahkan koper beserta isinya. Tapi apakah koleksi Dubois termasuk di Leiden? Tidak, pikir beberapa anggota Volksraad di Batavia pada awal tahun 1931.

Pada akhir Januari 1931 tercatat bahwa beberapa anggota Volksraad (sebuah badan penasehat pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1918) ingin mengetahui apakah pemerintah Hindia Belanda juga berpendapat bahwa koleksi Dubois yang saat ini terletak di Leiden, tidak boleh dianggap milik Hindia Belanda dan layak ditempatkan di museum geologi di Bandung.

Pihak Kepala Badan Survei Geologi Hindia Belanda tadinya menyatakan bahwa koleksi Dubois itu merupakan aset penting Universitas Leiden. Secara keseluruhan, kata kepala Survei Geologi Hindia Belanda, pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan biaya yang cukup besar. Ada biaya perjalanan dan akomodasi, biaya lain-lain, dan belum lagi gaji Dubois. Namun Kepala Badan Survei Geologi Hindia Belanda kemudian menganjurkan untuk pengembalian koleksi Dubois ke negara asal. Akan tetapi kemudian koleksi Dubois masih tetap berada di Belanda.

Setelah itu isu pengembalian lama terhenti gaungnya hingga sejarawan/politisi Indonesia bernama Muhammad Yamin (1903-1962) menuntut agar koleksi Dubois tersebut harus dikembalikan ke Indonesia.

Fakta bahwa Dubois mengumpulkan koleksinya di bawah kondisi kolonial merupakan argumen yang relevan kata Yamin.

Sayangnya sekeras apapun Yamin berupaya era 1950-an, Belanda tidak bergeming dan koleksi Manusia Jawa Dubois tetap ada di Leiden. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.