Jumat, 07 Mar 2025, 16:01 WIB

Menanti Data Pekerjaan AS

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diper­kirakan bergerak mendatar dengan peluang pelemahan masih terbuka, jelang akhir pekan ini. Sentimen pengger­aknya diprediksi masih berasal dari eksternal.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat in­vestor akan mengantisipasi rilis data ketenagakerjaan Ame­rika Serikat (AS) pada akhir pekan. Dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (7/3), bergerak sideways di kisaran 16.300 – 16.400 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di Jakarta, Kamis (6/3) sore, mele­mah 27 poin atau 0,17 persen dari sehari sebelumnya men­jadi 16.340 rupiah per dollar AS.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi mengatakan pe­lemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dipengaruhi ketetapan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Tiongkok. Walaupun pada hari ini Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan selama satu bulan atas tarif baru sebesar 25 persen terhadap Kanada Meksiko, namun tidak terhadap Negeri Tirai Bambu.

“Presiden AS Donald Trump tidak membuat penge­cualian dalam tarif 20 persennya terhadap Tiongkok, yang memicu kemarahan dan pembalasan dari Beijing,” ungkap Ibrahim dalam keterangan resmi, Jakarta.

AS memberikan impor barang Tiongkok sebanyak 10 persen karena masih beredarnya fentanil di Negeri Paman Sam. Dengan tambahan tarif tersebut, maka total tarif yang akan dikenakan ke barang-barang asal Tiongkok menjadi 20 persen.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: