Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menakar Janji Industrialisasi dan Hilirisasi Capres-Cawapres

Foto : The Conversation/Shutterstock/BK Awangga

Pekerja tengah memproses produksi aksesoris otomotif di sebuah pabrik di Jakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

Meski kedua industri ini mendapat banyak intervensi dari pemerintah, indeks RCA mengindikasikan bahwa kebijakan industrial yang ada saat ini belum berhasil meningkatkan daya saing dua industri yang ditarget pemerintah.

Pasar global berfungsi tidak hanya untuk meningkatkan skala ekonomi namun juga mendisiplinkan pengusaha domestik. Studi menunjukkan bahwa kesuksesan negara-negara Asia Timur (East Asian Miracle), termasuk Indonesia, pada periode 1965-1990 dalam melakukan transformasi ekonomi dan pembangunan bersumber dari ekspansi ekspor di sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif di pasar global (export-led industrialization). Dengan berkompetisi di pasar global, daya saing produk industri manufaktur Indonesia meningkat dan otomatis porsi sektor manufaktur dalam perekonomian pun membesar.

Sebaliknya, tanpa mengakses pasar global, sektor usaha terbatas hanya memasok pasar domestik akibat minimnya daya saing ekspor. Pada akhirnya, kebijakan substitusi impor yang berorientasi pasar dalam negeri tidak cukup efektif mendorong peforma industri manufaktur ke depannya. Tanpa disiplin pasar, pengusaha malah memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah tanpa berusaha meningkatkan daya saing.

Dengan demikian perlu bagi pemerintah ke depan untuk menggunakan alternatif indikator kesuksesan industrialisasi yang berbasis pasar global untuk mendorong pembangunan industri manufaktur yang lebih efektif.

Masa depan kebijakan industrial
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top