Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memilih Pemimpin yang Berjiwa Melayani

Foto : istimewa

Antonius Benny Susetyo

A   A   A   Pengaturan Font

Masih banyak hambatan birokrasi yang membuat masyarakat kesulitan mengakses informasi penting ini. Tidak jarang kita mendapati calon kepala daerah yang pernah terjerat kasus korupsi atau bahkan sudah dipenjara, namun tetap bisa maju dalam Pilkada dan mendapatkan dukungan besar dari masyarakat. Ini menunjukkan banyak calon yang berusaha menutup-nutupi masa lalu mereka, atau memanfaatkan celah hukum untuk tetap bisa bersaing dalam kontestasi politik.

Salah satu fenomena yang sering terjadi dalam politik Indonesia adalah masyarakat yang mudah melupakan rekam jejak buruk para calon. Kondisi ini diperparah oleh tingginya pengaruh popularitas dan pencitraan dibandingkan dengan kompetensi dan rekam jejak yang sebenarnya.

Politisi yang pernah terlibat dalam kasus hukum atau memiliki rekam jejak yang buruk, sering kali tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat hanya karena mereka mampu menciptakan citra yang baik melalui media massa atau kampanye yang menarik simpati rakyat. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan kecenderungan masyarakat yang melodramatik, yang mudah terjebak pada narasi-narasi emosional.

Dalam Pilkada, banyak calon yang berhasil memanfaatkan perasaan simpati masyarakat dengan memainkan isu-isu populis, seperti kemiskinan atau infrastruktur, tanpa memberikan solusi yang konkrit untuk masalah tersebut. Hal ini mengakibatkan masyarakat sering kali tertipu oleh penampilan luar calon kepala daerah tanpa menggali lebih dalam tentang rekam jejak dan prestasi yang mereka miliki.

Sebagai contoh, calon yang sering memamerkan aksi "dekat dengan rakyat" dengan mengunjungi pasar-pasar tradisional atau ikut bekerja bersama masyarakat di lapangan, sering kali dipandang lebih positif dibandingkan calon yang tidak melakukan hal tersebut, meskipun rekam jejak mereka dalam tata kelola pemerintahan sangat buruk.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top