Memahami Pesona Pria yang Mulai Memudar
Foto: istimewaAnda merasa tidak bergairah dan mudah kelelahan belakangan ini? Mungkin itu tanda dari andropause. Ya, bisa dibilang andropause adalah masa menopause bagi laki-laki. Lantas apa saja tanda dari andropause? Apakah kondisi ini dapat dicegah?
Andropause berakar dari kata Yunani kuno "Andras" (pria) dan "pause" (berhenti). Jadi, andropause sebenarnya bisa diartikan sebagai sindrom penurunan kepuasan dan gairah seksual pada pria akibat rendahnya kadar testosteron.
Bisa dibilang, andropause adalah sekumpulan gejala, tanda, dan keluhan pada pria yang mirip menopause pada perempuan. Bedanya dengan menopause, andropause pada pria biasanya terjadi dalam waktu yang cukup lambat.
"Di dunia kedokteran, berbagai istilah lain diberikan untuk menyebut andropause, seperti klimakterik pada pria, androclise, Androgen Decline in Ageing Male (ADAM), Partial Androgen Deficiency of the Ageing Male (PADAM), sindrom penuaan pria (ageing male syndrome), late onset hypogonadism (LOH)," ungkap Dito Anurogo, dokter literasi digital, dan dosen FK Unismuh Makassar.
Istilah hipogonadisme sendiri, lanjutnya, merupakan sindrom atau masalah kesehatan yang biasanya disebabkan oleh kekurangan hormon androgen, sehingga memengaruhi fungsi multiorgan dan kualitas kehidupan. Dengan demikian, "pesona" alias keperkasaan para pria yang mengalami andropause akan memudar seiring bertambahnya usia.
Andropause terjadi pada usia 40-60 tahun. Hal yang dapat menyebabkan andropause antara lain:
- Faktor lingkungan
Biasanya kondisi ini dipicu karena tubuh terpapar polusi lingkungan serta pengaruh bahan kimia, termasuk bahan pengawet makanan dan limbah. Penerapan diet dan pola makan yang tidak baik juga bisa menjadi hal pemicu andropause.
- Faktor dari dalam tubuh
Hal yang merangsang andropause terjadi adalah perubahan hormon pada laki-laki. Hormon yang menjadi pemicu, yaitu Testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), Melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), dan Prolaktin.
- Faktor psikogenik
Stres psikis dan fisik juga menjadi penyebab andropause. Biasanya, ketika memasuki masa pensiun hingga perubahan kondisi lingkungan serta sosial, menjadi salah satu pemicu stres pada pria paruh baya dan lanjut usia.
- Faktor risiko lain
Pria yang mengalami penyakit kronis akan cenderung lebih cepat mengalami andropause. Penyakit kronik yang dimaksud yaitu Diabetes mellitus, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Penyakit artritis inflamasi, Penyakit ginjal, Sindrom metabolic, Obesitas, Penyakit terkait HIV, dan hemokromatosis. pur/R-1
Ini yang Terjadi dalam Tubuh
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 persen per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. 'Menopause' pada pria ini terjadi ketika kadar testosteron menurun drastis. Selain karena faktor usia, penurunan kadar testosteron ini juga berkaitan dengan tingginya lemak viseral alias lemak yang berada di antara organ.
"Lemak ini biasanya terlihat dengan jelas pada perut yang buncit. Nah, tumpukan lemak tersebut akan mengacaukan sistem metabolisme, mengganggu hormon insulin untuk memecah kadar gula darah, hingga menyumbat pembuluh darah," ujar Dito.
Penyumbatan ini akan memengaruhi respon sistem saraf terhadap testosteron. Ketika tubuh tidak mendeteksi adanya testosteron, akhirnya hasrat dan gairah seksual pun menurun.
"Jadi, bukan cuma merasa kurang bergairah, andropause juga akan menunjukkan tanda lain. Gejala andropause antara lain mudah lupa, merasa kurang energi dan cepat lelah, sering mengantuk, mudah tersinggung, berkurangnya kemampuan ereksi.
Bahkan, pria yang mengalami andropause mungkin mengalami perubahan tingkah laku seperti memiliki rasa takut berlebihan terhadap suatu gangguan kesehatan, uring-uringan, hingga sangat cemas ketika merasa sakit," jelasnya.
Persoalannya adalah, bagaimana kita bisa mengetahui jika kita sudah memasuki masa andropause.
Dito mengatakan, selain berkonsultasi dengan dokter, Anda juga bisa mengetahui apakah gejala yang Anda alami termasuk tanda dari andropause dengan menjawab beberapa pertanyaan dari kuesioner ADAM (Androgen Deficiency in Ageing Males).
Apakah Anda mengalami penurunan libido (gairah seks)? Apakah Anda merasakan kekurangan energi? Apakah kekuatan atau daya tahan Anda menurun? Apakah tubuh Anda terasa memendek? Apakah Anda kurang atau tidak menikmati hidup? Apakah Anda merasa sedih dan/atau sering marah-marah? Apakah ereksi Anda kurang kuat?
Pernahkah akhir-akhir ini Anda memperhatikan penurunan kemampuan di dalam berolahraga? Apakah Anda tertidur setelah makan malam? Apakah akhir-akhir ini terjadi penurunan produktivitas?
"Jika Anda cenderung menjawab "ya" dari semua pertanyaan tersebut, bisa jadi Anda memang memasuki masa andropause. Namun, untuk memastikannya Anda dapat berkonsultasi pada dokter," tukasnya. pur/R-1
Apakah Kondisi Ini Dapat Diobati?
Menurut Dito, sebenarnya, andropause adalah kondisi yang terjadi secara alami. Namun, lanjutnya, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mencegah efek andropause kian parah. "Misalnya saja mengonsumsi multivitamin seperti vitamin E dan D serta tambahan kalsium. Pemberian mulitivitamin dapat membantu daya tahan tubuh Anda selalu prima," ujarnya.
Sementara untuk masalah gairah yang kian menurun, dokter biasanya akan memberikan pengobatan supaya kadar hormon testosteron tetap stabil, entah itu melalui terapi hormon atau pemberian obat-obatan.
Lagi-lagi, sebaiknya diskusikan pada dokter Anda sebelum menjalani pengobatan tertentu, karena beberapa pengobatan memiliki efek samping bagi tubuh. "Misalnya saja terapi testosteron yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker prostat," katanya.
Dito menjelaskan, karena proses ini terjadi secara alami, Anda hanya dapat memperlambat 'kedatangannya'. Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari berbagai paparan polusi dari lingkungan.
Mulai sekarang hindari makan makanan berpengawet, berkalori dan berlemak tinggi. Sebagai gantinya, makan makanan yang penuh gizi dan serat supaya tubuh tetap sehat. Iringi pola makan sehat dengan olahraga rutin yang membuat tubuh makin kuat.
"Jangan lupa juga untuk mengelola stres dengan baik dan belajar menerima keadaan. Kebanyakan pria yang memasuki usia paruh baya cenderung tidak bisa menerima perubahan pada dirinya. Hal ini hanya akan menimbulkan stres dan rasa tertekan, akhirnya andropause datang dengan cepat. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika testis kemeng atau nyeri, terasa sakit saat kencing, beser, ejakulasi dini, kencing mengejan, atau tidak lancer," pungkasnya. pur/R-1
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United
Berita Terkini
- BMKG: Gempa di Nepal-Tiongkok Tak Berpengaruh ke Indonesia
- Presiden Minta KPK Dampingi Kemenag-BPH Selenggarakan Haji
- Jakarta Pusat Pangkas 12.591 Pohon Rawan Tumbang
- Badai Musim Dingin Landa AS: Pemadaman Listrik dan Pembatalan Penerbangan Meluas
- Menangkap Peluang Pasar Energi Surya Dunia untuk Dongkrak Industri Dalam Negeri, Bagaimana Caranya?