Meksiko Putuskan Hubungan Diplomatik Setelah Polisi Ekuador Menyerbu Kedutaan Besarnya
Mantan wakil presiden Ekuador yang mendapat suaka ditangkap di Kedutaan Besar Meksiko, di Quito, setelah penggerebekan yang mengejutkan, Jumat (5/4) malam.
Tempat diplomatik dianggap "tidak dapat diganggu gugat" berdasarkan perjanjian Wina dan lembaga penegak hukum setempat tidak diperbolehkan masuk tanpa izin duta besar. Orang-orang yang mencari suaka telah tinggal selama berhari-hari hingga bertahun-tahun di kedutaan besar di seluruh dunia, termasuk di kedutaan besar Ekuador di London, yang menampung pendiri WikiLeaks, Julian Assange, selama tujuh tahun karena polisi Inggris tidak dapat masuk untuk menangkapnya.
Keputusan pemerintah Ekuador dikutuk
Presiden Honduras, Xiomara Castro, dalam tulisannya di X, menyebut penggerebekan tersebut sebagai "tindakan yang tidak dapat ditoleransi oleh komunitas internasional" dan "pelanggaran terhadap kedaulatan Negara Meksiko dan hukum internasional" karena "tindakan tersebut mengabaikan hak historis dan fundamental atas suaka."
Organization of American States (OAS) dalam sebuah pernyataan mengingatkan para anggotanya, termasuk Ekuador dan Meksiko, akan "kewajiban" mereka untuk tidak "menggunakan norma-norma hukum domestik untuk membenarkan ketidakpatuhan terhadap kewajiban internasional mereka."
"Dalam konteks ini, OAS menyatakan solidaritasnya terhadap mereka yang menjadi korban tindakan tidak pantas yang berdampak pada Kedutaan Besar Meksiko di Ekuador," bunyi pernyataan yang dirilis Sabtu.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya