Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Manila akan Tambah 40 Unit Kapal Patroli untuk Penjaga Pantai Filipina

Marcos Jr Janji Perkuat Armada Penjaga Pantai Filipina

Foto : Courtesy Presidential Communications Office

Janji Marcos Jr I Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, memberikan hormat pada personel Penjaga Pantai Filipina saat upacara peringatan 122 tahun berdirinya Penjaga Pantai Filipina di Port Area, Manila, Selasa (17/10). Pada upacara itu, Presiden Marcos Jr berjanji akan meningkatkan kapabilitas armada pasukan penjaga pantai untuk melindungi wilayah kedaulatan maritim negaranya.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, pada Selasa (17/10) menjanjikan peningkatan kapabilitas armada pasukan penjaga pantai untuk melindungi wilayah kedaulatan maritim negaranya di tengah serbuan Tiongkok ke perbatasannya di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

janji Presiden Marcos Jr itu diutarakan pada peringatan 122 tahun berdirinya Penjaga Pantai Filipina, sebuah armada yang berada di garis depan dalam menggagalkan tantangan Tiongkok di perairan yang disengketakan belakangan ini.

"Kita akan terus meningkatkan peralatan dan pelatihan serta kemampuan seluruh personel terutama Penjaga Pantai. Bukan hanya karena mereka berada di garis depan dalam permasalahan yang kita hadapi di Laut Filipina Barat, namun juga karena fungsi yang sangat penting yang mereka perankan dalam misi pencarian dan penyelamatan," kata Presiden Marcos Jr.

Pada kesempatan itu, Presiden Marcos Jr menyempatkan untuk memeriksa BRP Malabrigo, sebuah kapal patroli sepanjang 44 meter buatan Jepang, yang tugasnya berpatroli di pulau-pulau kecil dan terumbu karang. Manila menyebut perairan LTS di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) sebagai Laut Filipina Barat.

"Kapal ini sudah dilengkapi dengan meriam air. Fitur ini hanya menunjukkan bahwa kemampuan kita semakin meningkat dalam mempertahankan wilayah kedaulatan kita di Filipina," tegas Presiden Marcos Jr.

Pada bulan Agustus lalu, sebuah kapal penjaga pantai yang mengawal kapal-kapal yang mengantarkan pasokan ke pos militer negara itu di Beting Ayungin (Second Thomas Shoal) diserang dengan meriam air yang ditembakkan oleh Penjaga Pantai Tiongkok.

"Terlepas dari semua tantangan yang ada, penjaga pantai dengan teguh menjawab panggilan tugas mereka," ucap Presiden Marcos Jr, seraya mengatakan bahwa pemerintah Filipina berencana menambah 40 unit kapal patroli lagi bagi Penjaga Pantai Filipina, walau rincian pembeliannya belum diungkapkan.

Tantangan Keamanan

Sementara itu dalam sambutannya, Laksamana Artemio Abu, kepala penjaga pantai, memuji personelnya yang mampu meningkatkan dan menjawab tantangan keamanan maritim di Laut Filipina Barat.

"Kami akan terus menangani provokasi, intimidasi, dan pelecehan terhadap kapal pada setiap misi pasokan ke BRP Sierra Madre milik Angkatan Laut Filipina yang berlabuh di Ayungin Shoal," kata Abu.

Filipina mempertahankan pengawasan militer atas zona ekonomi eksklusifnya di LTS dengan menempatkan BRP Sierra Madre, sebuah kapal angkatan laut era Perang Dunia II yang sengaja dikandaskan Manila di dekat perairan dangkal tersebut pada tahun 1999.

"Personel kami dengan gagah berani bahkan membongkar barikade terapung asing yang dipasang secara ilegal di Laut Filipina Barat. Kami memasang pelampung navigasi tambahan yang juga berfungsi sebagai penanda wilayah Filipina," ujar dia.

Sebelumnya pada Minggu (15/10) lalu, militer Filipina menuduh AL Tiongkok secara ceroboh telah membayangi kapal Filipina selama perselisihan yang jarang terjadi pekan lalu antara kapal-kapal angkatan laut mereka di dekat Pulau Thitu, sebuah pulau di Kepulauan Spratly.

Tiongkok mengambil alih wilayah Scarborough Shoal pada tahun 2012 menyusul perselisihan antara Manila dan Beijing. Pada akhir 2016, kapal-kapal Tiongkok mengizinkan kapal nelayan Filipina memasuki wilayah tersebut ketika Presiden Filipina saat itu, Rodrigo Duterte, lebih mendekatkan diri ke Beijing. RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top