Mangkuk Pasir yang Sangat Besar
Foto: afp/ Robyn BeckTitik pertemuan Sungai Los Angeles dan Rio Hondo di Kota South Gate merupakan pusat geologi unik yang disebut dengan Cekungan Los Angeles. Di sini menjadi lokasi endapan pasir, kerikil, dan tanah liat yang luas paling dan dalam.
Faktanya, campuran sedimen di bawah lokasi ini meluas lebih dari 30.000 kaki ke bawah sebelum menghantam batuan padat yang diperkirakan sedalam ukuran tinggi Gunung Everest. Ini merupakan pusat lubang besar berisi pasir yang dindingnya dibentuk oleh Pegunungan San Gabriel, Santa Monica, dan Santa Ana serta Semenanjung Palos Verdes yang dulunya merupakan sebuah pulau.
Ketika gempa bumi terjadi, "mangkuk sedimen" yang sangat besar ini memperkuat gerakan dengan cara yang tidak terduga. Itulah sebabnya satu blok kota dilanda gempa bumi dan blok di sekitarnya terhindar dari kerusakan serius. Peristiwa itu mirip dengan menggoyangkan semangkuk jeli.
Sekitar 15 juta tahun yang lalu, Cekungan Los Angeles berada di bawah air. Saat pegunungan di sekitarnya (termasuk pegunungan San Gabriel dan Santa Monica) bergeser dalam spiral searah jarum jam, kerak di bawahnya meregang dan retak serta melepaskan batuan cair dari bawah.
Kerak tersebut menipis dan "runtuh," membentuk "mangkuk" geologi yang sangat besar. Pasir, kerikil, dan tanah liat dari laut dan sungai purba mengalir ke dalam mangkuk tersebut. Mikroorganisme juga mengalir ke dalam lubang ini, menumpuk tinggi dalam lapisan yang sangat besar. Lapisan-lapisan ini akhirnya menjadi ladang minyak Los Angeles.
Sekitar 5 juta tahun yang lalu, kerak berhenti meregang dan mangkuk tersebut mulai menyusut. Lubang tersebut terisi dan aktivitas seismik mulai mendorong isinya ke atas. Batuan yang dulunya berada di dasar laut dipaksa naik ke permukaan.
Sedimen juga terus mengalir dari pegunungan ke gundukan yang semakin besar ini. Saat naik di atas permukaan laut, tumpukan sedimen ini mulai membentuk apa yang sekarang kita sebut Cekungan Los Angeles. Akibatnya, Los Angeles tidak "jatuh ke laut", seperti yang diyakini banyak orang, tetapi justru naik dari laut. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik