Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 05 Jul 2024, 08:17 WIB

Maksimalkan Nilai Tambah Hilirisasi Sawit

PEREMAJAAN SAWIT - Pekerja mengangkut tandan buah kelapa sawit ke dalam truk di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (17/2). Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian menargetkan peremajaan kelapa sawit pada 2024 seluas 540 hektare atau dua kali lipat dibandingkan pada 2022.

Foto: ANTARA/YUDI

JAKARTA - Indonesia harus mampu memaksimalkan nilai tambah dari hilirisasi kelapa sawit di Tanah Air. Peningkatan nilai tambah itu diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sudah sepantasnya nilai tambahnya itu ada di Indonesia, bukan di negara lain," kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Erliza Hambali, di Padang, Sumatera Barat, Kamis (4/7).

Karena itu, sambung dia, jika saat ini Indonesia baru berhasil membuat 100 jenis produk dari hilirisasi kelapa sawit, ke depannya diharapkan mampu membuat lebih dari 500 jenis produk. Untuk mewujudkan produk-produk dari hilirisasi kelapa sawit, IPB University menyarankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama perguruan tinggi di provinsi yang menghasilkan kelapa sawit.

Berdasarkan catatan IPB University terdapat 26 provinsi di Tanah Air sebagai daerah penghasil kelapa sawit di mana 22 di antaranya masuk kategori penghasil terbesar. "Jadi, kalau dosen, peneliti, mahasiswa, dan pihak lainnya ikut memikirkan dan mencari satu juta kebaikan sawit maka tujuan menciptakan produk hilirisasi tadi bisa terwujud," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Universitas Andalas bidang Perencanaan, Riset, Inovasi dan Kerja Sama, Henmaidi, mengatakan sebuah riset yang dilakukan perguruan tinggi ditujukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat. "Jadi, riset yang dilakukan perguruan tinggi itu untuk memberikan kemanfaatan kepada masyarakat," ujar dia.

Perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut juga berhasil menciptakan sebuah alat untuk pendeteksi kematangan buah kelapa sawit. Sensor ini dapat membantu petani dalam menentukan tingkat kematangan buah sawit yang lebih akurat, dan tepat waktu sehingga dapat mengoptimalkan waktu panen dan pengolahannya.

Produksi Biodiesel

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memaparkan alasan berbagai perusahaan kelapa sawit di Tanah Air belum berani memproduksi biodiesel sebagai bagian dari hilirisasi kelapa sawit. "Pertama itu faktor pasar. Semua industri hilirisasi berbasis komoditas agro masih menunggu kapan kepastian EU Deforestation Free Regulation dengan produk ekspor Indonesia," kata Pembina Industri pada Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin, Jefrinaldi.

Kemenperin meyakini apabila kepastian terkait aturan EU Deforestation Free Regulation sudah didapatkan akan menjadi kabar baik bagi Indonesia, dan berdampak positif terhadap hilirisasi dari tujuh komoditas Tanah Air termasuk kelapa sawit. "Kalau sudah ada kepastian dari EU Deforestation Free Regulation maka jadi kabar baik bagi hilirisasi Indonesia salah satunya kelapa sawit," ujar dia.

Di satu sisi, Jefrinaldi mengatakan isu atau pembahasan EU Deforestation Free Regulation menjadi salah satu tantangan hilirisasi kelapa sawit. Artinya, apabila Indonesia ingin mengekspor produk hilirisasi maka bahan baku yang digunakan tidak boleh merusak hutan.

Terkait tantangan tersebut, saat ini pemerintah sedang dalam tahap lobi pembicaraan antara Indonesia dengan Eropa. Harapannya, pembicaraan tersebut melahirkan solusi terbaik untuk peningkatan hilirisasi kelapa sawit.

Dia menambahkan, pada 2045, Kemenperin berupaya mencanangkan Indonesia Emas berbasis kelapa sawit. Artinya, pada 2045, Indonesia akan berupaya memaksimalkan tiga produk hasil hilirisasi yakni oleopangan, oleokimia, dan biofuel.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.