![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Makin Tak Terkalahkan, Bahan Bakar Terbarukan Angkatan Udara AS Jadi Salah Satu Program Masa Depan
Foto: istimewaBahan bakar terbarukan dari udara dan air ada di pilihan untuk pesawat eksekutif Angkatan Udara versi supersonik generasi berikutnya. Mungkinkah itu termasuk Air Force One, suatu hari nanti?
Angkatan Udara AS telah meneliti area bahan bakar jet bebas fosil selama bertahun-tahun, dan kandidat terbaru membawa konsep tersebut ke wilayah elektrolisis yang langka. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, jet tempur masa depan akan mengambil bahan bakar terbarukan dari sistem modular yang menggunakan hidrogen dan karbon dari air dan udara.
Pendekatan elektrolisis adalah keberangkatan tajam dari upaya sebelumnya untuk mengguncang militer AS bebas dari bahan bakar fosil untuk pesawat udara dan laut. Hanya beberapa tahun yang lalu, semua orang bersemangat memproduksi bahan bakar jet dari sumber daya terbarukan seperti minyak alga, minyak goreng bekas, dan sumber daya berbasis bio lainnya, termasuk semacam koktail biofuel yang difermentasi. Pada satu titik, sepertinya seluruh Departemen Pertahanan sedang mengejar alternatif bahan bakar berbasis bio, bebas fosil untuk pesawat terbang dan juga perahu.
Alga yang bisa diolah jadi bahan bakar telah menjadi area fokus tertentu, sebagian karena potensinya untuk meningkatkan produksi dengan siklus panen yang cepat, dan sebagian karena peluang untuk menumbuhkan alga tanpa menabrak penggunaan lahan dan dinding konservasi alam.
Sementara itu, untuk alasan yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri, ExxonMobil dengan gigih mengejar unicorn biofuel alga dengan berbagai tingkat upaya. Suatu hari di masa depan hijau berkilau yang mungkin berjalan lancar, tetapi tidak di bidang pertahanan nasional.
Masalahnya adalah bahwa hampir setiap jenis bahan bakar terbarukan yang ada di pasaran saat ini memiliki masalah utama yang sama dengan membuat bahan bakar fosil menjadi hal yang kurang ideal untuk menggerakkan operasi militer modern, seperti halnya mengangkut hasil produksi di titik A, dan mengangkutnya ke titik B, yang dapat memerlukan pengangkutan jarak jauh dengan truk, kapal laut, pesawat terbang, atau kombinasi ketiganya.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Zulfikar Ali Husen
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 2 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 3 Diduga Terlibat Pemerasan, AKBP Bintoro Dipecat dari Polri
- 4 Ini Lima Kunci Sukses Iklan Video di YouTube
- 5 Rencana Perpusnas Mengurangi Jam Operasional Batal
Berita Terkini
-
Pertamina Bawa UMKM Tempe Asal Sukabumi Mendunia
-
Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bamsoet: Rapat Pleno Diperluas SOKSI Tetapkan Munas XII SOKSI Digelar 20 Mei 2025
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia
-
110 Ribu Akun Berpartisipasi Pilih Desain Jersey Timnas