Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Revitalisasi Aset Negara

Lokananta Jadi "Titik Nol" Musik Indonesia

Foto : ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA

REVITALISASI LOKANANTA | Pengunjung melihat display instalasi koleksi di Museum Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/6). Kementerian BUMN melalui PT. Danareksa dan Pemerintah Kota Solo merevitalisasi Lokananta yang diharapkan mampu menghidupakan kembali bisnis aset milik Perum PNRI tersebut sekaligus dapat menjadi sentra kreativitas bagi musisi, seniman, wadah pelaku UMKM sekaligus menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Solo.

A   A   A   Pengaturan Font

SOLO - Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi menyebut studio rekaman pertama di Indonesia, yakni Lokananta di Kota Solo, Jawa Tengah merupakan titik nol musik Indonesia yang mempunyai nilai historis tinggi.

"Latar belakang kenapa kami melakukan revitalisasi (Lokananta), tentunya seperti kita ketahui bahwa Lokananta itu merupakan titik nol musik Indonesia yang mempunyai nilai historis yang sangat tinggi dengan nilai intelektual properti yang meng-capture hasil karya anak bangsa. Jadi, tentunya menjadi budaya yang harus kita jaga," kata Yadi saat jumpa pers Festival Lokananta di Solo, Jawa Tengah, Jumat.

Sebelumnya, Kementerian BUMN melalui Danareksa bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menghidupkan kembali Lokananta akhirnya seiring dengan rampungnya revitalisasi aset milik Perum PNRI tersebut di Solo. Lokananta baru akan menjadi sentra kreativitas dan komersial (creative and commercial hub) bagi para musisi, seniman, dan UMKM sehingga dapat memberikan dampak sosial, kemajuan ekonomi, dan pelestarian budaya Indonesia.

Lebih lanjut, Yadi mengatakan Lokananta didirikan pada 1956 oleh Raden Maladi, Oetojo Soemowidjojo, dan Ngabehi Soegoto Soerjodipoero yang saat itu mempunyai visi yang sama dengan Presiden Pertama RI Soekarno, yakni menyatukan bangsa melalui musik.

"Tentunya kita ketahui Lokananta itu pernah menjadi salah satu produsen piringan hitam terbesar di Asia seperti itu dan tentunya banyak sekali ribuan produksi dari Lokananta sejak tahun tersebut dari masa jayanya sampai dengan 1990-an dan kita juga tidak lupa bahwa naskah rekaman proklamasi itu diproduksi kembali di sini," ucap Yadi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top