Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lebih 'Sustainable', RUU EBET Harus Fokus ke Energi Terbarukan

Foto : Istimewa

Ki-ka, Peneliti Indef Abra Talattov, Dir. Eksekutif Pushep, Bisman Bachtiar, Anggota Komisi VII, FPKS DPR RI Dr. Mulyanto, Dir. Ekesekutif IRESS Marwan Batubara ALAM diskusi terkait RUU EBET di Restoran Pulau Dua, Senayan Jakarta, Kamis (1/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah dan DPR RI didorong untuk lebih fokus mengegolkan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET) terkait energi terbarukan ketimbang energi baru. Sebab lebih menekankan pada proses alam yang berkelanjutan.

Demikian ditegaskan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Study (IRESS) Marwan Batubara dalam diskusi terkait RUU EBET di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8). "Dalam hal ini, dibanding energi baru, IRESS cenderung mendukung agar UU ini lebih fokus memuat norma terkait energi terbarukan," ucap Marwan dalam diskusi tersebut.

RUU EBET merupakan RUU inisiatif DPR. Sesuai Keputusan DPR Nomor 8/DPR RI/II/2021-2022, RUU ini termasuk RUU prioritas, seperti tercantum Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2022 melalui Keputusan DPR RI Nomor 8/DPR RI/II/2021-2022. Artinya, RUU ini telah berumur lebih dari 1 tahun, untuk akhirnya mungkin dapat diundangkan oleh DPR periode 2019-2024.

Sesuai namanya, RUU EBET dimaksudkan memuat berbagai ketentuan tentang energi baru dan energi baru terbarukan. Energi baru bisa berarti energi "bentuk baru" yang dihasilkan dari sumber-sumber energi "lama", seperti gas hasil gasifikasi batubara.

Adapun energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air, proses biologi, dan panas bumi. "IRESS mendukung energi terbarukan karena lebih menjamin proses alam yang berkelanjutan atau sustainability," ucapnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top