Lalu Lalang Sepeda Motor Mesti Dikurangi
Pengendara kendaraan bermotor berjalan tersendat di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, baru-baru ini.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana PutraJAKARTA - Lalu lalang sepeda motor di jalanan Jakarta perlu dibatasi guna menekan polusi dan melancarkan arus lalu lintas. Pembatasan bisa dengan memberlakukan ganjil genap untuk motor. "Pembatasan sepeda motor di jalanan Jakarta dengan sistem ganjil genap sudah mendesakuntuk mengurangi macet dan polusi," ujar Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang, Selasa (10/10).
"Memang adilnya, sepeda motor juga diberlakukan ganjil genap. Motor sudah membuat macet dan polusi," kata Deddy. Dia mengatakan kendaraan roda dua adalah penyumbang polutan cukup besar karena bahan bakar umumnya berkualitas kurang baik. Selain menurunkan polusi dan kemacetan, pembatasan sepeda motor juga akan mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya.
Meski begitu, Deddy menuturkan, penerapan skema ganjil-genap untuk sepeda motor justru dapat memicu masyarakat membeli motor kedua atau membuat pelat nomor polisi bodong untuk mengakali pembatasan. Untuk mengatasi masalah itu, dia berkata bahwa pembatasan sepeda motor dapat berjalan lebih efektif melalui penerapan electronic road pricing(ERP) daripada pemberlakuan ganjil-genap.
"ERP itu adil karena kendaraan apa pun, entah motor atau mobil bisa lewat jalan. Yang penting bayar. Kalau jadi penyebab macet atau polusi, pasti didenda," jelasnya. Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, pernah berjanji akan membahas penerapan kebijakan ganjil-genap kendaraan roda dua dengan kepolisian. Usulan tersebut bahkan diajukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, September lalu.
"Kita akan pikirkan. Semua harus dikaji bersama dengan Direktorat Lalu Lintas atau Ditlantas Polda Metro Jaya," jelas Heru. Sementara itu, Anggota DPRD Jakarta, William A Sarana, menilai penerapan ganjil-genap untuk sepeda motor bukan kebijakan yang tepat. Dia mendorong pemerintah terlebih dulu meningkatkan kecepatan dan kenyamanan transportasi umum sebelum membatasi.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Jakarta, Anies Baswedan justru membuat jalur khusus sepeda. Padahal saat itu, masyarakat mengusulkan lebih baik membuat jalur khusus sepeda motor daripada sepeda. Jalur motor lebih mendesak daripada jalur sepeda. Benar saja sekarang tidak ada lagi orang naik sepeda. Jalur sepeda banyak nganggur.
Pesepeda pun tidak mau melewati jalur sepeda. Mereka mengayuh di luar jalur sepeda. Jadi, sia-sia jalur sepeda, hanya buang-buang anggaran. Jalan khusus tersebut kini lebih banyak untuk parkir mobil.
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 4 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 5 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
Berita Terkini
- Diduga Terlibat Pemerasan, AKBP Bintoro Dipecat dari Polri
- Mudik Bakal Lebih Hemat, Kementerian PU Gratiskan 132,77 Km Tol saat Lebaran 2025
- Disnakkan Situbondo Lakukan Pengobatan Gratis Hewan Ternak Terdampak Banjir
- Optimisme Tinggi, Bapanas Yakin Swasembada Pangan pada 2027 Dapat Terwujud
- Disnakkan Situbondo lakukan pengobatan hewan ternak terdampak banjir