Krisis Utang Pengembang Tiongkok Bisa Berdampak ke Indonesia
Krisis yang menimpa perusahaan pengembang ternama Tiongkok Evergrande
Likuidasi itu diperkirakan dapat memberikan kejutan pada pasar modal dan properti Tiongkok yang sudah rapuh. Kondisi tersebut bisa menjadi rumit dan berpotensi menimbulkan pertimbangan politis, mengingat banyaknya pihak berwenang yang terlibat.
Dikutip dari kantor berita Reuters, setelah perintah likuidasi dikeluarkan, akan ditunjuk likuidator sementara dan kemudian likuidator resmi demi mengambil kendali untuk menjual aset pengembang guna melunasi utangnya.
Selesaikan Masalah Domestik
Pada kesempatan terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan krisis properti di Tiongkok seperti gelembung yang berdampak ke berbagai sektor pembiayaan. Perusahaan dan lembaga pembiayaan Tiongkok yang sebelumnya masif masuk ke proyek infrastruktur di luar teritori mereka, termasuk ke Indonesia akan berpikir ulang soal kalkulasi risiko.
Fokus utama mereka saat ini adalah menyelesaikan masalah domestik sehingga ekspansi Tiongkok dalam Belt and Road Initiative diperkirakan bisa terpengaruh. "Masalahnya, beberapa proyek strategis Indonesia bergantung pada pembiayaan Tiongkok. Dari sisi kinerja perdagangan perlu diwaspadai adanya kontraksi pada kinerja ekspor ke Tiongkok seiring dengan pelemahan konsumsi dan penjualan ritel di Tiongkok," kata Bhima.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya