Krisis Utang Pengembang Tiongkok Bisa Berdampak ke Indonesia
Krisis yang menimpa perusahaan pengembang ternama Tiongkok Evergrande
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Aloysius Gunadi Brata, memperkirakan kolapsnya properti di Tiongkok belum akan berdampak langsung ke situasi finansial global.
"Hal ini karena sumber utang sektor properti ini terutama dari dalam negeri dan Tiongkok dipastikan mencari cara untuk melokalisir krisis tersebut kendati pemulihannya akan butuh waktu bertahun-tahun," katanya.
Indonesia, kata Aloysius, perlu mengantisipasi melemahnya ekspor ke Tiongkok akibat keraguan dan kekhawatiran konsumen Tiongkok untuk merealisasikan belanja mereka. "Seberapa lama kekhawatiran ini berlanjut, akan tergantung langkah-langkah pemerintah Tiongkok," tandas Aloysius.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Surabaya, Leo Herlambang, memperkirakan Indonesia akan merasakan sejumlah dampak dari likuidasi Evergrande, sedangkan pada pasar modal di Indonesia akan semakin dalam beberapa hari ke depan.
"Jika dampaknya seperti yang dikatakan masif dan merusak, tentunya hari ini sudah akan terasa di market. Namun untuk melihat sejauh mana, mari kita tunggu dalam tiga hari akan semakin jelas.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya