Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelangkaan Pangan I Beras sebagai Pangan Utama Wajib Tersedia bagi Masyarakat

KPPU Diminta Investigasi Dugaan Monopoli di Balik Kelangkaan Beras

Foto : ISTIMEWA

AWAN SANTOSA Peneliti Mubyarto Institute - Ini dampak dari liberalisasi pangan, sehingga muncul mafia dan kartel pangan yang ambil untung besar dari kesulitan yang dihadapi rakyat banyak.

A   A   A   Pengaturan Font

» Gejolak harga pangan terjadi karena liberalisasi pangan yang berakibat produksi dan distribusi dikuasai segelintir elite korporasi/oligarki.

JAKARTA - Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, mengatakan bahwa ada indikasi terjadi monopoli beras oleh pihak tertentu kalau di daerah lumbung pangan seperti Provinsi Lampung terjadi kelangkaan beras.

"Provinsi Lampung ini merupakan lumbung pangan karena penghasil beras secara nasional. Jadi, tidak hanya kebutuhan Lampung bahkan kebutuhan DKI Jakarta kita penuhi 40 persen. Kalau di lumbung pangan ini berasnya langka, ini yang harus dipertanyakan kenapa," kata Arinal di Bandarlampung, Jumat (16/2).

Menurut dia, kalau ada kelangkaan, pasti ada yang tidak baik dalam proses ketersediaan, dan kemungkinan ada monopoli yang tidak menguntungkan. "Saat ini, kami pelajari terlebih dahulu mengenai ini. Sebab, kita punya aturan bahwa beras ini masuk dalam kedaulatan pangan, jadi harus tersedia," kata Arinal seperti dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan untuk menyikapi adanya isu kelangkaan beras di tengah masyarakat maka pemerintah daerah bersama Bank Indonesia (BI) melakukan pemantauan ke pasar-pasar tradisional di Kota Bandarlampung. Dengan pemantauan langsung ke pasar tradisional maka diharapkan dapat menjadi salah satu langkah menjaga ketersediaan pangan terutama menjelang Ramadan.

"Wajib hukumnya beras sebagai pangan utama tersedia untuk konsumsi masyarakat. Kalau gabah memang aturannya tidak boleh keluar. Yang pasti, untuk indikasi monopoli akan kami pelajari untuk mengambil langkah selanjutnya," tambahnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top