Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 30 Des 2024, 02:40 WIB

Korut Serukan Strategi AS yang Paling Keras

Pemimpin Korut, Kim Jong-un

Foto: AFP/KCNA VIA KNS

SEOUL - Korea Utara (Korut) akan meluncurkan strategi terberatnya untuk melawan Amerika Serikat (AS), kata media pemerintah pada Minggu (29/12), saat melaporkan pertemuan penting akhir tahun partai yang dihadiri oleh pemimpin Kim Jong-un.

Korut pekan lalu mengadakan pertemuan partai selama lima hari sebagai bagian dari upaya untuk memetakan arah negara untuk tahun 2025, kantor berita KCNA melaporkan dalam berita panjang berbahasa Inggris.

"AS adalah negara paling reaksioner yang menganggap anti-komunisme sebagai kebijakan negara yang tidak berubah," lapor KCNA, seraya mengecam hubungan yang semakin erat antara Korea Selatan (Korsel), AS, dan Jepang, dengan mengatakan hubungan tersebut telah berkembang menjadi blok militer nuklir untuk agresi.

Dikatakan pula oleh kantor berita itu bahwa Korsel saat ini telah berubah menjadi basis antikomunis AS.

"Realitas ini dengan jelas menunjukkan ke arah mana kita harus maju, apa yang harus kita lakukan, dan bagaimana," kata KCNA.

Dengan latar belakang ini, pidato Kim Jong-un kepada pejabat tinggi memperjelas strategi untuk tindakan balasan anti-AS terberat yang akan diluncurkan secara agresif, kata laporan itu tanpa memberikan rincian.

Pertemuan tersebut juga meninjau tanggapan terhadap banjir besar yang terjadi awal tahun ini, dan juga mencakup janji untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara sahabat.

Pertemuan partai semacam itu, dan pidato Kim Jong-un kepada pejabat, biasanya digunakan oleh Pyongyang untuk membuat pengumuman kebijakan utama.

Kesepakatan Militer

Laporan KCNA ini mengemuka setelah militer Seoul mengklaim bahwa lebih dari seribu tentara Korut telah terbunuh atau terluka sejak mereka memasuki pertempuran di Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan militer antara Pyongyang dan Moskwa.

Korut dan Russia sebelumnya diketahui telah memperkuat hubungan militer mereka sejak invasi Moskwa ke Ukraina pada Februari 2022.

Pakta pertahanan penting antara Pyongyang dan Moskwa yang ditandatangani pada bulan Juni ketika Presiden Russia, Vladimir Putin, berkunjung ke Korut, mulai berlaku bulan ini. Putin memuji pakta tersebut sebagai sebuah dokumen terobosan.

Pada Jumat (27/12) lalu, KCNA mengatakan bahwa Putin telah mengirim pesan Tahun Baru kepada pemimpin Kim Jong-un, dengan mengatakan bahwa "hubungan bilateral antara kedua negara telah ditingkatkan setelah pembicaraan mereka pada bulan Juni di Pyongyang.

Sementara itu pihak Ukraina menyebut meningkatnya keterlibatan Pyongyang dalam perang Russia di Ukraina sebagai sebuah perluasan konflik yang berbahaya. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.