Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Pyongyang Klaim Temukan Sisa-sisa "Drone" Korsel

Korut Kecam Tim Pemantau Sanksi Baru Pimpinan AS

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Temukan “Drone” l ­Gambar yang dirilis oleh kantor berita KCNA pada Sabtu (19/10) memperlihatkan apa yang diklaim Korut sebagai sisa-sisa dari drone Korsel yang dikirimkan ke Pyongyang beberapa hari lalu. Berdasarkan analisis, drone ini merupakan pengintai jarak jauh kecil yang digunakan oleh militer Korsel.

A   A   A   Pengaturan Font

Menlu Korut mengecam pembentukan tim pemantau sanksi baru yang dipimpin AS dan menyebut bahwa tim itu telah melanggar hukum, tidak sah, serta merupakan pengingkaran terhadap Piagam PBB.

SEOUL - Diplomat utama Korea Utara (Korut) pada Minggu (20/10) mengkritik tim pemantau sanksi baru yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dengan menyebut tim itu telah melanggar hukum dan tidak sah, serta memperingatkan negara-negara yang terlibat dalam anggota tim tersebut akan menghadapi balasan.

Tim yang beranggotakan 11 orang itu ditunjuk awal bulan ini setelah Russia pada Maret lalu memveto pembaruan pembentukan panel ahli PBB yang memantau sanksi internasional terhadap Korut, yang dijatuhkan karena program nuklir dan senjata terlarangnya.

Sejak veto Russia, Korea Selatan (Korsel) dan sekutunya telah berupaya menerapkan metode yang berbeda untuk memantau sanksi, yang mengarah pada pembentukan kelompok baru yang mencakup AS dan Jepang.

"Mekanisme pemantauan semacam itu sangat melanggar hukum dan tidak sah," kata Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor beritaKCNA, Minggu. "Keberadaannya sendiri merupakan pengingkaran terhadap Piagam PBB," imbuh dia.

Kecaman menlu Choe itu dilontarkan menyusul adanya laporan dari badan mata-mata Korsel yang menyebutkan Korut telah mengirim pasukan berskala besar untuk mendukung perang Moskwa di Ukraina, dengan 1.500 pasukan khusus sudah berlatih di Russia. Seoul sebelumnya juga mengklaim bahwa Pyongyang telah mengirimkan senjata ke Moskwa untuk digunakan melawan Kyiv.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top