Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Kim: Pyongyang Tak Akan Akui Perbatasan Maritim "De Facto"

Korut Hapuskan Badan Reunifikasi dengan Korsel

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Pidato Kim Jong-un l Pemimpin Korut, Kim Jong-un, saat berpidato di sesi pertemuan Majelis Rakyat Tertinggi di Pyongyang pada Senin (15/1). Dalam pidatonya, Kim Jong-un menegaskan bahwa Pyongyang secara resmi menghapuskan lembaga-lembaga yang mengawasi kerja sama dan reunifikasi dengan Korsel.

A   A   A   Pengaturan Font

Saat berpidato di Majelis Rakyat Tertinggi, pemimpin Kim Jong-un menegaskan bahwa jika Korsel melanggar wilayah darat, udara, dan perairan Korut, maka itu akan dianggap sebagai provokasi perang.

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un mengancam akan berperang dengan Korea Selatan (Korsel) jika bahkan ada 0,001 milimeter wilayah Korut dilanggar. Ancaman itu disuarakan seiring dengan langkah Pyongyang menghapuskan lembaga-lembaga yang mengawasi kerja sama dan reunifikasi, kata media pemerintah pada Selasa (16/1).

"Pemimpin Korut juga mengatakan bahwa Pyongyang tidak akan mengakui perbatasan maritimde factokedua negara, Garis Batas Utara, dan menyerukan perubahan konstitusi yang memungkinkan Korut untuk menduduki Seoul dalam perang," kata kantor beritaKCNA.

Menanggapi ancaman itu, Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan kepada kabinetnya di Seoul bahwa jika Korut yang mempunyai senjata nuklir melakukan provokasi, maka Korsel akan membalas dengan respons yang berkali-kali lebih kuat, merujuk pada kemampuan respons yang luar biasa dari militernya.

Retorika agresif di kedua sisi perbatasan menyusul memburuknya hubungan antar-Korea dalam beberapa bulan terakhir, dengan peluncuran satelit mata-mata Pyongyang pada bulan November yang mendorong Seoul untuk menunda sebagian perjanjian militer tahun 2018 yang bertujuan untuk meredakan ketegangan.

Keputusan Pyongyang untuk menghapus badan-badan yang bertugas mengawasi kerja sama dan reunifikasi dengan Korsel ini diumumkan oleh parlemen Korut, kataKCNA, sebagai bagian dari serangkaian tindakan baru-baru ini yang telah meningkatkan ketegangan, termasuk latihan artileri dengan peluru tajam dan peluncuran misil rudal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top