Korsel Konfirmasi Kematian 500 Tentara Korut
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, memberi hormat pada pasukan militer dalam sebuah acara di Pyongyang pada 21 November lalu. Sejumlah media pada awal pekan ini melaporkan bahwa ratusan tentara Korut yang dikirimkan ke Russia telah tewas dalam serangan misil
Foto: AFP/KCNA VIA KNSSEOUL - Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) pada Senin (25/11) mengatakan bahwa pihaknya memiliki informasi intelijen khusus bahwa pasukan Korea Utara (Korut) di Russia telah menjadi korban, namun tidak mengomentari laporan media yang menyebutkan bahwa 500 tentara Korut telah terbunuh dalam serangan misil Inggris di Russia.
AS dan Korsel sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Korut telah bertempur melawan pasukan Ukraina di Kursk. AS memperkirakan lebih dari 10.000 tentara Korut telah dikirim ke Kursk dan mereka telah memulai operasi tempur bersama pasukan Russia, walau pihak Kremlin maupun Pyongyang belum mengkonfirmasi tentang kehadiran pasukan Korut ini.
Video yang diedarkan oleh blogger perang pro-Russia mengindikasikan bahwa 12 misil Storm Shadow milik Inggris menghantam target yang diyakini sebagai markas komando di desa Maryno pada Rabu (20/11) pekan lalu.
“Lokasi target misil mungkin telah digunakan oleh perwira Korut dan Russia,” demikian yang dilaporkan outlet media militer Global Defense Corp.
Laporan media tersebut mengatakan sekitar 500 pasukan Korea Utara tewas dan 3 lainnya terluka dalam serangan itu, dan menambahkan bahwa korban luka itu termasuk 2 perwira dan seorang perempuan yang diduga kuat adalah seorang penerjemah.
Media Ukraina, RBC, juga melaporkan bahwa serangan udara tersebut juga telah menewaskan 18 warga Russia dan melukai 33 orang lainnya.
Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS), meskipun mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki informasi intelijen khusus untuk mengkonfirmasi korban dari Korut, tidak memberikan perkiraan jumlah korban.
Secara terpisah, The Wall Street Journal (WSJ), mengutip para pejabat Barat, mengatakan bahwa serangan terhadap markas komando tersebut juga menewaskan seorang pejabat tinggi Korut. Militer Ukraina mengkonfirmasi penggunaan misil Inggris tersebut, sementara Inggris belum memberikan komentar.
Peringatan Russia
Sementara itu pada Minggu (24/11) Russia memperingatkan bahwa pihaknya akan merespons dengan keras jika Korsel memasok senjata mematikan ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa hal itu akan sepenuhnya menghancurkan hubungan kedua negara.
“Seoul harus menyadari bahwa kemungkinan penggunaan senjata Korsel untuk membunuh warga Russia akan sepenuhnya menghancurkan hubungan antara kedua negara,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Russia, Andrey Rudenko, dalam sebuah sesi wawancara dengan kantor berita TASS.
“Tentu saja, kami akan merespons dengan segala cara yang kami anggap perlu. Hal ini tidak mungkin akan memperkuat keamanan Korsel,” imbuh dia.
Sebelumnya Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada tanggal 7 November bahwa meskipun Seoul telah memberikan dukungan kemanusiaan dan ekonomi kepada Ukraina, situasinya telah berubah dengan pengerahan pasukan Korut ke Russia.
“Jika militer Korut mendapatkan pengalaman dalam perang modern, hal itu dapat menjadi masalah kritis bagi keamanan kita,” kata Presiden Yoon. KBS/RFA/I-1
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 4 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
- 5 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial