Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 05 Feb 2025, 02:59 WIB

Manila Cegah Normalisasi Penempatan Kapal Tiongkok di ZEE Filipina

Foto udara yang diambil pada 13 Januari lalu dan dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina pada 14 Januari memperlihatkan sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok bernomor lambung 5901 yang dijuluki “The Monster” sedang berlayar di LTS dekat ZEE Filipina.

Foto: AFP/Philippine Coast Guard

MANILA – Rekaman video terkini yang dirilis oleh pasukan Penjaga Pantai Filipina (PCG) memperlihatkan bahwa kapal-kapal Penjaga Pantai Tiongkok masih berada di perairan Laut Tiongkok Selatan (LTS) di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila di sebelah barat Luzon, di mana mereka telah berlama-lama di sana selama satu bulan terakhir, demikian ungkap para pejabat PCG.

“Dalam rekaman video yang diambil dari pesawat terbang PCG pada akhir pekan dan dirilis pada Senin (3/2), beberapa kapal Penjaga Pantai Tiongkok terlacak berlayar di perairan dekat Scarborough Shoal yang diklaim oleh Manila,” ungkap para pejabat PCG.

Pada Minggu (2/2), dua kapal Penjaga Pantai Tiongkok dengan nomor lambung 3301 dan 3104juga terlacak hanya 34 mil laut di lepas pantai Pangasinan, sebuah provinsi di pantai barat Luzon, pulau utama di Filipina utara.

PCG mengatakan bahwa mereka segera mengerahkan sebuah pesawat untuk mengidentifikasi kapal-kapal asing tersebut dan mengeluarkan tantangan melalui radio, namun tidak digubris, menurut para pejabat. Pasukan PCG juga mengirimkan dua kapal ke daerah tersebut.

Terletak sekitar 232 kilometer dari Luzon, Scarborough Shoal merupakan tempat penangkapan ikan tradisional bagi nelayan Filipina, tetapi telah berada di bawah kendali de facto Tiongkok sejak tahun 2012.

Pengambilalihan Scarborough Shoal oleh Beijing memaksa Manila untuk mengajukan gugatan ke pengadilan internasional di Den Haag 13 tahun yang lalu. Pada 2016, pengadilan arbitrase internasional memutuskan untuk memenangkan Manila, tetapi Beijing tidak pernah mengakui keputusan tersebut.

“Pasukan PCG berkomitmen untuk mencegah normalisasi pengerahan pasukan maritim ilegal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di kawasan itu,” ungkap PCG dalam sebuah pernyataan.

Dalam keterangannya, para pejabat PCG juga melaporkan bahwa kapal Penjaga Pantai BRP Teresa Magbanua telah dikerahkan untuk secara aktif menantang kehadiran kapal Penjaga Pantai Tiongkok bernomor lambung 5901, yang sekarang berada sekitar 117 mil laut dari pantai negara itu.

Dijuluki sebagai “The Monster”, kapal Penjaga Pantai Tiongkok bernomor lambung 5901 adalah kapal penjaga pantai terbesar di dunia. Pernyataan penjaga pantai Filipina tidak menyebutkan bagaimana Teresa Magbanua menantang kapal asing yang lebih besar.

“Penolakan kapal Tiongkok untuk meninggalkan ZEE Filipina merupakan pengabaian secara terang-terangan terhadap hukum internasional dan tatanan berbasis aturan yang telah ditetapkan,” ungkap PCG.

Kawal Kapal Perang

Sementara itu, Angkatan Laut Filipina mengatakan pihaknya telah mengawal tiga kapal perang Angkatan Laut Tiongkok, termasuk sebuah kapal kelas penjelajah berpeluru kendali, keluar dari perairan Filipina pada Senin.

Kapal-kapal tersebut pertama kali dipantau sejak Minggu di lepas pantai Provinsi Zamboanga dan Basilan, Filipina selatan.

“Kapal-kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tersebut transit tanpa koordinasi diplomatik sebelumnya dan mempertahankan kecepatan yang luar biasa lambat yaitu sekitar empat hingga lima knot,” kata Mayor Orlando Aylon Jr, juru bicara militer regional yang berbasis di Zamboanga.

“Hal ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip lintas damai yang mengharuskan pelayaran yang terus menerus dan cepat serta kapal-kapal tersebut tidak boleh berlama-lama di perairan kepulauan lebih lama dari yang diperlukan,” ungkap Letnan Jenderal Antonio Nafarrete, kepala Komando Angkatan Bersenjata Filipina di Mindanao Barat.

Terkait keberadaan kapal perangnya itu, Tiongkok membela perjalanan kapal-kapal angkatan lautnya di daerah tersebut dengan mengatakan bahwa mereka melakukan latihan di laut terbuka.

“Perjalanan kapal-kapal Angkatan Laut Tiongkok melalui Selat Basilan sepenuhnya sesuai dengan hukum dan praktik internasional,” kata juru bicara Komando Armada Wilayah Selatan PLA Tiongkok pada Senin.

“Tindakan Filipina yang mengotori dan berlebihan terhadap perjalanan normal kapal-kapal angkatan laut Tiongkok melalui Selat Basilan justru telah secara serius merusak hak-hak navigasi normal negara-negara lain termasuk Tiongkok,” imbuh juru bicara itu. BenarNews/RFA/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.