Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 31 Agu 2021, 05:32 WIB

Korsel Akan Pantau Terus Kegiatan Nuklir Korut

Foto: istimewa

SEOUL - Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) menyatakan pihaknya akan terus memantau kegiatan nuklir dan misil Korea Utara (Korut) dalam kerja sama erat dengan Amerika Serikat (AS).

Pernyataan tersebut dibuat setelah Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) menyatakan dalam laporan terbarunya bahwa Korut saat ini telah menjalankan kembali operasi di reaktor nuklir yang menghasilkan plutonium di fasilitas nuklir Yongbyon.

Dalam pengarahan rutin pada Senin (30/8), juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Lee Jong-joo, mengutarakan bahwa sehubungan dengan kegiatan nuklir Korut, pemerintahan di Seoul akan terus berupaya untuk menciptakan Semenanjung Korea yang bebas nuklir, perdamaian permanen, serta peningkatan hubungan antar-Korea, berdasarkan kerja sama dengan Washington DC.

Adapun, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Boo Seung-chan, menyampaikan dalam pengarahan rutin pada hari yang sama bahwa militer Korsel bersama militer AS tengah memantau dengan cermat pergerakan Korut program nuklirnya.

Pernyataan dua kementerian di Korsel itu disampaikan setelah sebelumnya harianThe Wall Street Journalmemberitakan dengan mengutip pernyataan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bahwa Korut tampak telah memulai kembali pengoperasian fasilitas nuklir yang dapat menghasilkan plutonium di Yongbyon.

Dilaporkan bahwa sejak Juli 2021, reaktor tersebut telah mulai menunjukkan indikasi pemrosesan plutonium di reaktor bertenaga 5 megawatt di Yongbyon, termasuk keluarnya air pendingin sejak awal Juli 2021.

"Fasilitas nuklir di Youngbyon juga telah memulai pekerjaan memproses ulang bahan bakar bekas untuk dapat digunakan dalam senjata nuklir," lapor IAEA.

Semantara ituThe Wall Street Journalmenyampaikan bahwa IAEA sebelumnya telah memastikan tidak ada operasi di fasilitas nuklir Yongbyon pada Desember 2018 hingga awal Juli 2021.

Awalnya, indikasi akan adanya kegitan di fasilitas nuklir Yongbyon ini diketahui melalui analisis citra satelit dan sekarang disampaikan dalam laporan terbaru IAEA pada 27 Agustus.

The Wall Street Journalmemperkirakan bahwa pengoperasian kembali reaktor nuklir tersebut akan menjadi tantangan baru bagi kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Joe Biden, bersama dengan penarikan pasukan AS dari Afganistan dan kebuntuan negosiasi dengan Iran untuk memulihkan kesepakatan nuklir.

Kunjungan Bilateral

Sementara itu, utusan nuklir Korsel, Noh Kyu-duk, yang tengah melakukan kunjungan bilateral ke AS atas undangan rekannya dari AS, Sung Kim, hingga Rabu (1/9) untuk membahas cara membuka kembali dialog dengan Korut.

Selama kunjungannya, Noh akan bertemu dengan para pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih guna menindaklanjuti diskusi yang dilakukan bersama Sung Kim di Seoul pada pekan lalu.

"Masalah nuklir Korut masih tetap menjadi prioritas utama dalam kebijakan pemerintahan Biden," ungkap Noh kepada wartawan saat tiba di Washington DC.

Noh lebih lanjut mengatakan sekarang adalah saat yang penting untuk kembali mendorong proses perdamaian di Semenanjung Korea, dan kedua negara kini sedang membahas cara untuk memungkinkan pelaksanaan kerja sama kemanusiaan antara kedua Korea.

n KBS/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.