Konsumsi yang Tertahan Memicu Ekonomi Tumbuh 5,31%
Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Imron Mawardi, mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,31 persen merupakan kompensasi atas tertahannya konsumsi masyarakat selama penurunan ekonomi akibat pandemi.
"Pertumbuhan ini bahkan lebih besar daripada 2019, masa sebelum pandemi. Memang sejak 2013, tren pertumbuhan mengalami penurunan. Lonjakan pertumbuhan sekarang karena kompensasi setelah masyarakat selama ini menahan konsumsi karena berbagai hambatan yang muncul saat pandemi," kata Imron.
Lonjakan itu, papar Imron, merupakan berkah dari naiknya harga-harga komoditas, akibat perang dan faktor-faktor lainnya. Jika tidak ada kejadian luar biasa dan perkembangan dari perang di Ukraina masih sulit ditebak, tren kenaikan diperkirakan masih berlanjut pada 2023.
"Ekonomi Indonesia bisa tumbuh antara 5,3-5,4 persen," katanya.
Pada kesempatan berbeda, pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan langkah-langkah yang dilakukan tahun lalu perlu dilanjutkan tahun ini untuk menjaga konsumsi, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak turun.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya