Konsumsi yang Tertahan Memicu Ekonomi Tumbuh 5,31%
Pada 2022, sebut Margo, PDB ADHB meningkat menjadi 19,59 ribu triliun rupiah dan PDB ADHK tercatat 11,71 ribu triliun rupiah, dengan PDB per kapita mencapai 71 juta rupiah atau 4.783,9 dollar AS.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada 2022 terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 19,87 persen (yoy), diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,97 persen (yoy), dan jasa lainnya sebesar 9,47 persen (yoy).
Industri pengolahan memiliki peran dominan dengan tumbuh 4,89 persen (yoy), sedangkan pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor masing-masing tumbuh sebesar 2,25 persen (yoy) dan 5,52 persen (yoy).
"Lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum berhasil tumbuh paling tinggi didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara," katanya.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 16,28 persen (yoy), yang didorong oleh windfall atau penerimaan tak terduga dari komoditas unggulan. Pertumbuhan tertinggi selanjutnya diraih oleh impor sebesar 14,75 persen (yoy), yang didorong kenaikan impor barang modal dan bahan baku.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya