Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Koneksi Internet Jadi Penentu Hidup dan Matinya Warga Myanmar di Zona Konflik

Foto : AFP

Pembatasan Internet I Seorang pria di Naypyidaw, Myanmar, menggunakan ponselnya untuk membuka aplikasi media sosial Facebook. Otoritas Myanmar amat membatasi koneksi internet setelah junta menggulingkan pemerintah terpilih.

A   A   A   Pengaturan Font

Masalah koneksi internet yang terputus juga dirasakan warga yang tinggal di Kota Praja Ayadaw dekat dengan tempat tinggal membuat Zaw Myint Thein. Thin Thin, 42 tahun, warga Ayadaw mengeluhkan laporan putusnya koneksi internet terkait dengan serangan oleh pasukan junta pada Agustus lalu.

"Warga desa tidak tahu informasi (akan ada serangan) karena internet dimatikan. Mereka baru tahu ketika tentara datang," kata Thin Thin melalui sambungan telepon.

Memutuskan koneksi internet adalah salah satu langkah awal dari tentara junta setelah menggulingkan pemerintah terpilih negara itu pada 1 Februari 2021 lalu, yang memicu gelombang protes massa yang berusaha ditumpas oleh militer dengan tindakan keras berdarah untuk membungkam perbedaan pendapat.

Sejak itu, pemutusan dan gangguan internet telah menjadi rutinitas junta Myanmar, yang oleh para pakar hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut sebagai 'kediktatoran digital'.

"Akses daring ke informasi adalah masalah hidup dan mati bagi mereka yang melarikan diri dari serangan militer," kata mereka pada Juni lalu, seraya menegaskan bahwa pemutusan akses internet merupakan upaya junta untuk menyeret Myanmar kembali ke era 'kegelapan digital'.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top