Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Komisi HAM PBB Kunjungi Xinjiang pada Mei Nanti, Tiongkok: Kami Selalu Menentang Manipulasi Politik atas Masalah Ini

Foto : ANTARA/M. Irfan Ilmie

Perempuan etnis minoritas Muslim Uighur menyambut para wisatawan di gerbang Kota Tua Kashgar, wilayah selatan Daerah Otonomi Xinjiang, Tiongkok, Senin (19/4/2021). Sektor pariwisata di Kashgar masih belum sepenuhnya pulih sehingga pemerintah daerah setempat bekerja keras dengan menambah daya tarik wisata.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet dijadwalkan mengunjungi Daerah Otonomi Xinjiang, Tiongkok, pada Mei mendatang.

"Kami akan memberikan kemudahan atas kunjungan tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Rabu (9/3).

Dalam pengarahan pers rutin tersebut, Zhao mengatakan bahwa pihaknya dengan Bachelet telah melakukan berbagai konsultasi secara spesifik terkait kunjungan ke wilayah baratdaya daratan Tiongkok yang dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur itu.

Menurut dia, Tiongkok konsisten pada posisinya bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral dan saling bertukar informasi dengan pihak HAM PBB.

"Kami selalu menentang manipulasi politik dari negara-negara tertentu atas masalah ini (Xinjiang)," ujarnya.

PBB dan beberapa negara Barat menyoroti dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Beijing terhadap etnis minoritas Muslim Uighur.

Namun Beijing membantah berbagai tuduhan tersebut dengan dalih bahwa Xinjiang merupakan urusan dalam negeri Tiongkok.

Sejak tahun 2020, Beijing jugasudah mengundang Bachelet untuk mengunjungi wilayah setingkat provinsi terbesar di daratan Tiongkok itu.Namun kunjungan Bachelet belum juga terlaksana.

Beijing juga pernah mengundang beberapa diplomat dari Uni Eropa untuk mengunjungi daerah yang berbatasan langsung dengan Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, dan India itu.

Namun karena permintaan diplomat UE untuk bisa bertemu beberapa tahanan yang divonis bersalah atas tuduhan separatisme, maka undangan atas kunjungan tersebut dibatalkan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top