Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kiprah Positif Pengembangan Pendidikan Vokasi Indonesia

A   A   A   Pengaturan Font

Melalui profilnya yang irit bicara, kebapakan, dan selalu memberi teladan, Romo Casutt menegakkan lima nilai utama dalam membangun ATMI sebagai institusi pendidikan vokasi berkualitas. Kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, inovatif, serta kejujuran diharapkan menjadi pondasi kuat menghasilkan mahasiswa yang memiliki competentia (keunggulan), concientia (tanggung jawab moral), dan compatio atau cinta kasih dan kepedulian (hlm 231).

"Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan" (hlm 127). Prinsip hidup tersebut bergema ketika donasi luar negeri terhadap ATMI berhenti mengalir. Ujian tersebut malah melahirkan pola pendidikan teknik berbasis produksi di ATMI. Bengkel kampus menjadi tempat praktik mahasiswa sekaligus pabrik penghasil produk-produk berkualitas sesuai dengan standar dunia industri. Awalnya, perkakas-perkakas sederhana berpresisi tinggi dijual ke toko-toko. Lalu, merambah ke komponen mesin produksi untuk pabrik-pabrik.

Tak hanya masalah finansial teratasi, kualitas pendidikan pun meningkat seiring pesanan produk bertambah. Ini menjadi iklim pendidikan yang baik untuk membangun kepercayaan kalangan industri. Capaian Romo Casutt mengembangkan ATMI melalui konsep Production Based Education and Training (PBET) mendorong Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Wardiman Djojonegoro, melibatkannya dalam pengembangan pendidikan vokasi Indonesia.

Pendampingan diberikan untuk membenahi STM. Guru-guru praktik STM diberikan pelatihan-pelatihan di ATMI untuk meningkatkan kreativitas dan motivasi mengajar. Siswa- siswa diberi uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat guna mencari pekerjaan. ATMI memelopori berdirinya pendidikan politeknik berbagai bidang di perguruan-perguruan tinggi.

Kiprah tanpa gembar gembor membuat sumbangsihnya lebih banyak diketahui kalangan industri. Sosoknya yang rela meninggalkan kemapanan di negaranya dan hidup bersahaja untuk memajukan pendidikan tanah air keduanya, Indonesia, mampu melecutkan nasionalisme generasi-generasi muda untuk berkarya lebih giat bagi negerinya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top