Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kiprah Positif Pengembangan Pendidikan Vokasi Indonesia

A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 978-602-412-352-9

Ketika tahun 1971, pastor kelahiran Swiss, Johann Balthasar Casutt SJ, dialihtugaskan untuk memimpin Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI), Solo, dia cukup terkejut. Tak ada pengetahuan bidang teknik atau permesinan. Selama ini hanya teologi dan filsafat yang dipelajari. Namun berbekal ilmu 4M: melihat, mendengar, merasakan, dan memikirkan, Romo berpostur jangkung dan kurus itu menjalankan ketaatannya sebagai anggota Jesuit.

Indonesia menjadi tanah misinya untuk berkarya sebagai biarawan Serikat Jesus (SJ). Sebelum menawarkan praksis pendidikan vokasional yang ideal terutama di bidang teknik melalui ATMI, pria yang lahir 24 Januari 1926 ini juga sempat mengajar di Seminari Mertoyudan, Magelang dan memimpin Asrama Realino, Yogyakarta.

Realita dan tantangan dalam pendidikan vokasi Indonesia, masyarakat masih terbuai gelar akademik serta lembaga pendidikan lebih mengedepankan teori. Padahal lebih penting untuk memenuhi kebutuhan dunia industri yang ketika itu mulai bergulir era Orde Baru dengan lulusan berketerampilan tinggi dan siap terjun di lapangan.

Kondisi Swiss yang sistem pendidikannya diadaptasi oleh ATMI, pemerintah dan dunia industri bahumembahu memberi kesempatan besar pada pelajar atau mahasiswa untuk praktik langsung di bengkel-bengkel perusahaan. Dunia industri berpengaruh besar untuk menentukan kemampuan pendidikan vokasi yang 70 persennya praktik. Hasilnya, meski dengan wilayah dan sumber daya alam tak melimpah, Swiss mampu menjelma menjadi negara industri maju yang menghasilkan produkproduk terbaik di dunia.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top