Kinerja Industri Jasa Keuangan Jabar Stabil
Kepala OJK Regional 2 Jabar Sarwono
Foto: ISTIMEWABANDUNG - Sepanjang 2017, kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Jawa Barat (Jabar) cukup stabil dan bertumbuh. Sementara pertumbuhan ekonomi di Jabar selama 2017 terjaga cukup baik, yaitu pada triwulan III- 2017 sebesar 5,19 persen, di atas capaian nasional.
Kepala OJK Regional 2 Jabar Sarwono menyebutkan pertumbuhan aset perbankan di Jabar 8,31 persen, dana pihak ketiga (DPK) 7,77 persen dan kredit 6,31 persen. "Secara umum cukup bagus, walaupun pertumbuhan ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, fungsi intermediasi perbankan tergolong cukup optimal dengan LDR yang berada pada kisaran 90,09 persen hingga 91,33 persen dan NPL yang masih cukup terkendali pada level 4,01 persen," ujarnya dalam acara pertemuan tahunan IJK tahun 2018 di Bandung, Jabar, Selasa (23/1).
Sarwono menambahkan kinerja BPR dan BPR Syariah di Jabar mengalami pertumbuhan positif, yakni pertumbuhan aset menc a p a i 7 , 2 7 pe rsen, DPK sebesar 7 persen dan kredit 9,48 persen. Fungsi intermediasi BPR pun tergolong cukup tinggi, tercermin dari tingkat LDR rata-rata 101,01 persen.
Namun demikian NPL yang cukup tinggi yaitu pada level 7 - 8,8 persen. Sektor pasar modal juga menunjukkan perkembangan positif. Sepanjang 2015-2017, total penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai 17,5 triliun rupiah yang dilakukan melalui penawaran umum, penawaran umum terbatas, Reksa Dana Penyertaan Terbatas sejalan pembangunan infrastruktur Bandara Kertajati.
Sementara itu, perkembangan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Jabar selama setahun terakhir juga positif dengan piutang pembiayaan tumbuh 10,37 persen serta perbaikan risiko kredit bermasalah (NPF) di kisaran 2,64 persen. Saat ini, IKNB berjumlah 18 kantor dengan total aset sebesar 414,42 miliar rupiah.
"Masih menjadi catatan, kondisi literasi dan inklusi keuangan Jabar saat ini masih rendah yaitu 38,7 persen dan 68,31 persen," katanya. Sarwono mengatakan IJK pada 2018 berpeluang terus tumbuh dan mendukung tercapainya perekonomian lebih baik.
Keberlanjutan program pembangunan infrastruktur pemerintah daerah, penghimpunan sumber dana dari pasar modal seperti RDPT, DIRE, Obligasi Ritel dan Obligasi Daerah, berkembangnya layanan Fintech, serta tahun politik dilaksanakannya 17 pilkada secara serentak sebagai salah satu pendorongnya.
Momentum Pertumbuhan
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Nurhaida mengatakan saat ini menjadi momentum tepat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi makroekonomi dan sektor jasa keuangan yang kondusif. "Kami yakin sektor jasa keuangan mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen.
Hal ini didukung oleh solidnya indikator sektor jasa keuangan baik dari sisi pemodalan dan likuiditas, maupun tingkat risiko yang terkendali," katanya.
tgh/E-10
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia