Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ketika Jepang "Berguru" kepada Tiongkok di Masa Lalu

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut lamanWorld History, pada periode tersebut pengenalan agama Buddha ke Jepang dimulai sekitar abad ke-6 M dan secara tradisional pada 552 M. Agama itu sebenarnya diperkenalkan oleh seorang biarawan Korea, tetapi dipandang sebagai kepercayaan Tiongkok dan secara resmi diadopsi oleh Kaisar Yomei (memerintah 585-587 M).

Ajaran Buddha memperkuat gagasan tentang masyarakat berlapis dengan tingkat status sosial yang berbeda, dengan kaisar berada di urutan teratas dan dilindungi oleh Empat Raja Penjaga Hukum Buddhis. Aristokrasi juga dapat dengan mudah mengklaim bahwa mereka menikmati posisi istimewa mereka di masyarakat karena mereka telah mengumpulkan jasa dalam kehidupan sebelumnya.

Dengan menganut agama Buddha, Jepang ingin dipandang baik oleh budaya tetangga, yaitu Korea dan Tiongkok, yang peradabannya lebih maju. Hal ini diharapkan meningkatkan reputasi Jepang sebagai negara beradab yang sedang berkembang di Asia timur.

Untuk alasan yang sama, konvensi Tiongkok tentang etiket pengadilan, alamat resmi dan gelar, serta upacara minum teh dan kebiasaan makan juga disalin. Setelah diadopsi secara resmi oleh negara, para biksu, cendekiawan, dan siswa secara teratur dikirim ke Tiongkok untuk mempelajari ajaran agama Buddha.

Secara lebih mendalam dan membawa kembali pengetahuan itu, bersama dengan seni dan bahkan terkadang relik, untuk kepentingan rakyat Jepang. Sebelumnya, Buddhisme terus berkembang sebagai kepercayaan di India dan Tiongkok dengan sekte-sekte baru berkembang yang akhirnya sampai ke Jepang melalui biksu yang belajar di luar negeri.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top