
Ketidakpastian Global Masih Tinggi, Cek Proyeksi IHSG
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terkoreksi dalam perdagangan tengah pekan ini. Sentimen penggeraknya diperkirakan masih berasal dari eksternal.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat pasar kian cemas dengan pernyataan Presiden Amerika Serika (AS) Donald Trump terkait kebijakan tarif yang akan tetap berjalan, termasuk juga untuk Tiongkok. Sebaliknya, Tiongkok juga mengancam akan menerapkan tarif impor produk dari AS.
Karenanya, Audi memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (5/3), bergerak mixed cenderung melemah dalam rentang level support 6.240 dan resistance 6.550.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/3) sore, ditutup melemah 139,26 poin atau 2,14 persen ke posisi 6.380,40, mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.
“IHSG dan bursa saham regional Asia melemah, aksi tekanan jual seiring dengan pupus harapan pasar akan kesepakatan tarif,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya, di Jakarta.
Presiden Trump mengumumkan dimulainya tarif 25 persen untuk Kanada dan Meksiko, dan rencana untuk menaikkan tarif impor Tiongkok dari 10 persen menjadi 20 persen. Selain itu, Trump juga mengonfirmasi bahwa tarif pada Meksiko, Kanada, dan Tiongkok akan berlaku sesuai rencana, tanpa ruang lebih lanjut untuk negosiasi.
Sementara itu, Tiongkok dilaporkan sedang mempersiapkan tindakan balasan tarif, yang berpotensi menargetkan ekspor pertanian AS, dan meningkatkan prospek tarif bales dendam.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengungkapkan dengan tegas menolak tarif tambahan AS terhadap barang-barang Tiongkok dan akan mengambil tindakan balasan.
Hal itu memberikan dampak terhadap perang dagang secara global yang akan memberikan dampak meningkatnya inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, data aktivitas pabrik AS menunjukkan laju ekspansi yang melambat, meningkatkan kekhawatiran bahwa tarif AS dapat merusak ekonomi yang sudah mendingin.
Pelaku pasar saat ini menantikan laporan ketenagakerjaan yang akan dirilis pada Rabu (5/3), dan laporan penggajian nonpertanian pada Jumat (7/3), untuk sebagai petunjuk lebih lanjut tentang terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Soal Penutupan TPA Open Dumping, Menteri LH: Ada Tahapan Sebelum Ditutup Total
- 2 Rekrutmen Taruna TNI 2025 Sudah Dibuka, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
- 3 Pemerintah Kota Banjarmasin-Kemenkum Perkuat Sinergi Layanan Kekayaan Intelektual
- 4 Wakil Bupati Belitung Timur Menyarankan Warga Bayar Zakat di Pertengahan Ramadan
- 5 Jadwal Liga 1 Indonesia Pekan ke-26: Jamu Persik, Persib Berpeluang Jaga Jarak dari Dewa United
Berita Terkini
-
Trump Tegaskan Keinginan Kuasai Greenland
-
Peritel AS Peringatkan Kenaikan Harga di Tengah Ketidakpastian Tarif
-
Tiongkok Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Lima Persen pada 2025
-
RI-Jepang Perluas Kerja Sama di Bidang “Startup” dan EBT
-
Beban Hidup Berat, Konsumsi Rumah Tangga Kian Melemah, Pertumbuhan Ekonomi Melambat