Kerajaan Ryukyu yang Dianeksasi Jepang
Foto: afp/ TOSHIFUMI KITAMURAPulau Okinawa merupakan pulau terbesar di Kepulauan Okinawa. Nama pulau ini sekaligus menjadi nama prefektur dengan Naha sebagai ibu kotanya. Dengan luas 1.201,03 kilometer persegi dan dan jaraknya sekitar 640 kilometer sebelah selatan pulau-pulau utama Jepang pulau ini dekat dengan Pulau Taiwan di barat daya dan daratan Asia di sebelah barat.
Hubungan Okinawa dengan benua Asia dilakukan melalui daratan pada zaman kuno. Hal ini berdasarkan teori yang didukung oleh catatan fosil hewan dan tumbuhan. Penemuan fosil tulang manusia dari manusia gua Yamashita yang berasal dari sekitar 32.000 tahun yang lalu telah mengkonfirmasi bahwa manusia telah hidup di Okinawa selama ribuan tahun.
Sisa-sisa manusia purba, manusia Minatogawa, yang ditemukan di daerah Minatogawa di Desa Gushikami, yang sekarang menjadi Kota Yaese, telah terbukti berusia setidaknya 17.000 tahun. Meskipun rincian tentang manusia paling awal ini belum terungkap, mereka diyakini telah tiba di Okinawa dari daratan Tiongkok dengan menyeberangi jembatan darat kuno.
Selain itu, sisa-sisa manusia dan artefak yang ditemukan di berbagai tempat di Okinawa juga menunjukkan bahwa orang Okinawa mulai berhubungan dengan negara-negara tetangga sejak abad ke-12 atau ke-13.
Pada tahun 1429, Kerajaan Ryukyu didirikan oleh Sho Hashi, pendiri Dinasti Sho Pertama di Okinawa, dengan menyatukan tiga kerajaan dominan Nanzan, Chuzan, dan Hokuzan, melalui penaklukan. Dinasti Sho pertama hanya bertahan selama tujuh generasi, dengan Kanamaru kemudian mengambil alih takhta dan memulai Dinasti Sho Kedua.
Periode sejarah Okinawa ini dikenal sebagai era keemasan perdagangan, di mana Kerajaan Ryukyu aktif berdagang dengan Tiongkok, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya. Kerajaan ini berkembang pesat sebagai kerajaan maritim, dan bahkan diakui oleh negara-negara Eropa.
Budaya unik Ryukyu sebagian besar disebabkan oleh beragamnya barang dan budaya asing yang dibawa melalui perdagangan selama Dinasti Sho Kedua. Namun, pada awal abad ke-17, Kerajaan Ryukyu dimasukkan ke dalam sistem feodal Jepang di bawah keshogunan, dan kemudian dianeksasi oleh Jepang dengan lahirnya pemerintahan Meiji. Hal ini menandai berakhirnya sejarah Kerajaan Ryukyu selama 500 tahun dan berdirinya Prefektur Okinawa.
Kisah tentang kunjungan kapten Angkatan Laut Inggris, Basil Hall, ke Ryukyu, dan pengalamannya berinteraksi dengan penduduk setempat pada awal abad ke-19 telah diterbitkan dan terjual lebih dari satu juta eksemplar. Dalam bukunya, Kapten Hall menggambarkan Ryukyu sebagai utopia. "Orang-orang di Ryukyu sangat beradab. Mereka sama sekali tidak tamak dan tampak sangat puas dengan kehidupan mereka," tulis Hall. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia