Minggu, 15 Des 2024, 16:02 WIB

Kenali Penyebab Nyeri Haid, IDI Deiyai Beri Informasi Pengobatannya

Nyeri haid.

Foto: IDI Deiyai/Wichayada Suwanachun/iStockphoto

Nyeri haid atau dikenal dalam dunia medis sebagai dismenore adalah kondisi yang wajar terjadi pada wanita saat menstruasi. Di Indonesia, prevalensi nyeri menstruasi sebesar 64,25%, terdapat 60% hingga 75% remaja putri mengalami nyeri saat menstruasi.

Ikatan Dokter Indonesia Cabang Deiyai dengan alamat website idideiyai.org menjelaskan bahwa hormon prostaglandin memicu kontraksi rahim selama menstruasi untuk membantu mengeluarkan lapisan endometrium. Kontraksi ini juga dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

IDI Deiyai juga menjelaskan saat mengalami menstruasi, kadar prostaglandin yang lebih tinggi dikaitkan dengan nyeri haid yang lebih parah, karena kontraksi otot rahim menjadi lebih kuat dan menyebabkan rasa sakit yang lebih besar.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Deiyai adalah dr. Yohanis Titaley. Dalam perannya, dr. Yohanis berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Deiyai, Papua. Visi IDI Deiyai adalah untuk menjadi penggerak kesehatan yang baik dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke kesehatan, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan.

IDI selanjutnya melakukan penelitian terkait gejala nyeri haid, apa saja faktor penyebab terjadinya nyeri haid serta pengobatan yang tepat untuk meringankan rasa sakit saat mengalami menstruasi.

Apa Saja Penyebabnya?

IDI Deiyai menjelaskan bahwa nyeri haid yang normal biasanya tidak begitu menyiksa dan dapat menghilang secara bertahap seiring bertambahnya usia. Namun, Anda perlu waspada jika nyeri haid yang muncul tidak tertahankan dan tidak kunjung hilang. Berikut adalah penyebab nyeri haid atau saat menstruasi meliputi:

1. Faktor Genetik atau Riwayat Keluarga

Adanya faktor keturunan adalah penyebab utama nyeri yang disebabkan oleh menstruasi. Secara umum, saat menstruasi, kontraksi rahim menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim, yang menghentikan pasokan darah dan oksigen ke rahim, menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan di daerah sekitar perut.

2. Faktor Umur

Nyeri haid atau saat menstruasi memang sering terjadi pada wanita usia muda. Pada umumnya, nyeri haid atau saat menstruasi sering dialami oleh wanita dibawah umur 30 tahun.

3. Gangguan Hormon

Selain itu, ketidakseimbangan hormonal dapat menyebabkan nyeri saat menstruasi. Menstruasi, yang disebabkan oleh sel telur yang tidak dibuahi, memiliki massa haid normal sepanjang 23 hingga 35 hari. Pada awal siklus menstruasi, biasanya seseorang mengalami nyeri tiba-tiba seperti kontraksi pada punggung dan perut di bagian bawah.

Rekomendasi Obat 

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Deiyai telah merangkum beberapa obat untuk mengatasi nyeri haid, atau dismenore, terdapat berbagai obat yang dapat digunakan untuk meredakan gejala. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Paracetamol

Paracetamol adalah obat paling mudah ditemukan dan direkomendasikan untuk mengatasi nyeri haid. Obat ini efektif untuk nyeri ringan hingga sedang, tetapi kurang kuat dibandingkan ibuprofen dalam meredakan nyeri haid. Dosisnya 500-1000 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 3000 mg per hari.

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) yang efektif meredakan nyeri haid dengan mengurangi peradangan dan pembengkakan. Untuk dosisnya 400 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimum harian adalah 1200 mg.

Penggunaan obat-obatan ini harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu, dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika nyeri haid sangat parah atau tidak kunjung reda.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan: