Kenaikan ULN untuk Biayai Sektor Prioritas
Ekonom Universitas Surakarta, R Agus Trihatmoko, mengatakan target peluncuran obligasi pemerintah untuk membiayai penanganan Covid-19 sekitar 1.400 triliun rupiah, otomatis akan memacu kenaikan utang luar negeri Indonesia. "Memang defisit anggaran lebih baik ditutupi dari utang, dari pada BI mencetak uang karena akan berisiko signifikan pada inflasi dan turunnya nilai rupiah," katanya.
Menurut dia, parameter rasio utang luar negeri terhadap PDB sudah tidak relevan sebagai patokan di masa krisis saat ini karena itu akan sulit dilakukan.
"Peluang yang sangat memungkinkan adalah penghematan belanja terutama yang tidak mendesak peruntukannya," kata Agus.
Namun demikian, infrastuktur untuk waduk dan pembangunan lumbung pangan harus tetap jalan untuk mendukung ketahanan pangan ke depan. Sebab, anggaran tersebut tidak terlalu besar dan outcome-nya akan produktif bagi sektor agro atau industrialisasinya. n yni/SB/E-9
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya