
Kemendikdasmen: Pendidikan Vokasi Berperan Penting sebagai Pilar Ekonomi Negara
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Adi Nuryanto
Foto: ANTARA/Sean Filo MuhamadJAKARTA - Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Adi Nuryanto menegaskan pentingnya peran pendidikan vokasi dalam memperkuat pembangunan ekonomi nasional.
"Sebagai sistem pendidikan yang berorientasi pada praktik dan kebutuhan dunia kerja, pendidikan vokasi mempersiapkan lulusan untuk langsung terjun ke industri dengan keterampilan yang relevan dan spesifik," kata dia dalam Forum Vocationomics di Jakarta, Selasa (3/12).
Adi juga menyoroti pentingnya evaluasi reguler terhadap kebijakan pendidikan vokasi, termasuk analisis data lulusan, tingkat penyerapan kerja, dan relevansi kurikulum.
Di Indonesia, paparnya, terdapat sekitar 14.000 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2.200 perguruan tinggi vokasi, dan lebih dari 20.000 lembaga kursus.
Adi menilai hal ini merupakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia untuk dapat dikembangkan menjadi SDM berkualitas, sehingga mampu menghadapi tantangan global.
"Dengan fokus pada pengembangan kemampuan teknis dan profesional, lulusan pendidikan vokasi dapat menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin kompleks, sekaligus mendorong mobilitas sosial dan ekonomi individu," ujar dia.
Meski demikian Adi menyebut terdapat tantangan besar yang harus dihadapi, karena dari 64,2 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, sebanyak 99,62 persen atau sekitar 63 juta diantaranya merupakan pelaku usaha mikro dan memiliki pengaruh besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Menurut Adi, dominasi sektor mikro ini mengindikasikan perlunya transformasi ekonomi untuk meningkatkan produktivitas dan stabilitas kerja. "Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal atau usaha kecil dengan modal terbatas," ucap dia.
Oleh karena itu Adi mengajak peran serta para mitra di sekolah vokasi dan industri untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang lebih inklusif, produktif, dan berkelanjutan untuk dapat mengakselerasi modernisasi sektor ekonomi tradisional, mempercepat industrialisasi, dan mendorong terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
Berita Terkini
-
Sambut Bulan Suci, Hotel Mercure Convention Center Ancol Jakarta Hadirkan Promo Prasmanan Spesial Iftar Ramadhan
-
Upaya Terobosan bagi Penyelamatan Dua Badak Putih yang Tersisa di Bumi
-
Ashley Tanah Abang Majukan UMKM Lewat "Pasar Seni Pulang Kampung Nyok"
-
Ashley Tanah Abang Hadirkan Kamar Tematik Keluarga Buat Liburan Makin Seru
-
Presiden Prabowo Minta Harga Sembako Diturunkan, Harus Lebih Rendah daripada Ramadan Tahun Lalu