Kemenangan Federalis
Foto: IstimewaMeskipun ordonansi tahun 1784 terkait pembagian tanah telah diadopsi, secara luas diakui bahwa ordonansi tersebut memiliki masalah tersendiri. Masalah yang paling mencolok adalah bahwa peraturan Jefferson gagal menjelaskan secara spesifik tentang bagaimana distrik-distrik barat akan diatur atau diselesaikan sebelum mencapai status negara bagian.
Sebuah komite kongres mengenai tanah-tanah di wilayah Barat pun dibentuk untuk mengatasi masalah ini yang terdiri dari Jefferson, Hugh Williamson dari North Carolina, David Howell dari Rhode Island, Elbridge Gerry dari Massachusetts, dan Jacob Read dari South Carolina.
Setelah berdiskusi, komite memutuskan untuk mengirim surveyor tanah untuk membagi wilayah tersebut menjadi kota-kota kecil seluas enam mil persegi, dengan garis yang membentang dari utara ke selatan.
Rencana ini lalu diadopsi oleh Kongres pada tanggal 20 Mei 1785 sebagai Peraturan Pertanahan tahun 1785, kebijakan survei tanah yang ditetapkannya akhirnya menjadi dasar dari Sistem Survei Tanah Publik. Survei tanah segera dimulai, di bawah arahan Kapten Thomas Hutchins, seorang geografer AS.
Setelah ditetapkan maka para pemukim pun terus mengalir ke tanah-tanah di wilayah Barat. Seorang pemukim Ohio, yang meramalkan konsep Manifest Destiny di kemudian hari, mengatakan pendapatnya seperti berikut: "Semua umat manusia memiliki hak yang tidak diragukan untuk masuk ke setiap negara yang kosong, dan di sana untuk membentuk konstitusi mereka, dan bahwa Kongres tidak berwenang untuk melarang mereka, Kongres juga tidak berwenang untuk melakukan penjualan tanah yang tidak berpenghuni untuk membayar utang public," tulis Gordon Wood dalam buku Empire of Liberty (2011).
Kongres mencoba menghentikan lonjakan pemukim ilegal dengan mengirim tentara kembali ke Ohio Country untuk membakar pemukiman para penghuni liar, namun para penghuni liar itu melarikan diri ke hutan ketika tentara datang dan membangun kembali rumah mereka setelah tentara pergi.
Sebagian besar penghuni liar bahkan tidak tinggal di satu tempat tetapi berpindah-pindah, menggagalkan ambisi Kongres untuk membangun permukiman permanen di wilayah Barat. Sementara itu pada saat yang sama memperburuk ketegangan dengan penduduk asli Amerika setempat dengan terus-menerus melanggar ketentuan perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pindah ke tanah mereka.
Pada tahun 1789, pemerintah federal baru di bawah Konstitusi AS memperbarui ketentuan-ketentuan ini dalam Northwest Ordinance tahun 1789. Pada saat isu politik yang paling kontroversial adalah kekuasaan pemerintah federal, Northwest Ordinance terbukti menjadi kemenangan yang tak ternilai bagi kaum Federalis, yang mendukung peningkatan kekuasaan federal; melalui gubernur yang ditunjuk oleh pemerintah federal, semua wilayah AS yang tergabung akan dikelola langsung oleh pemerintah federal, sehingga meningkatkan kewenangannya.
Berkat Northwest Ordinance, enam negara bagian baru akhirnya dipisahkan dari Northwest Territory dan diterima menjadi anggota serikat seperti Ohio (diterima pada tahun 1803), Indiana (1816), Illinois (1818), Michigan (1837), Wisconsin (1848), dan Minnesota (1858). hay/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia