Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kembuhung, Kearifan Lokal Kurangi Limbah Makanan

Foto : Antarasumsel.com/Feny Selly/Ag/17)

Lestarikan Tradisi Ngobeng. Nasi minyak khas Palembang dan lauk pauknya yang dihidangkan pada tradisi Ngobeng saat gelaran Kuto Besak Keraton Culinary Festival di Halaman belakang Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel, Sabtu (29/4). (

A   A   A   Pengaturan Font

Pembuatan kembuhung dari sisa-sisa daging ataupun tulang tersebut sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan penggunaan bahan makanan karena mendukung gerakanzero food wasteyang kini banyak digaungkan.

Sebagai makanan hasil fermentasi, kembuhung memiliki bau khas yang sangat kuat. Selain itu, proses fermentasi yang melibatkan nasi dan ikan atau daging sisa tersebut menghasilkan tekstur dan warna yang kurang menarik, sehingga makanan tersebut sering kali disebut sebagai "nasi basi" oleh sebagian masyarakat.

Namun demikian, bagi para pecinta kembuhung, bau khas yang kuat tersebut merupakan salah satu alasan utama mengapa mereka menyukai kembuhung. Setelah dimasak dengan berbagai macam bumbu, aroma khas tersebut sangatlah menggoda selera dan menggoyang lidah para penggemarnya.

Sama halnya dengan ikan asin, ketika seseorang memasak kembuhung, aroma khasnya akan tersebar di sekitar rumah tersebut. Hal inilah yang mengundang rasa lapar bagi para pecintanya. Cita rasa asam dan gurih yang dipadukan dengan aroma khas tersebut dipercaya sebagai peningkat nafsu makan.

Selain itu, ikan maupun daging yang difermentasi bersamaan dengan nasi tersebut memiliki tekstur yang sangat lembut dan lunak, sehingga sangat mudah untuk dimakan.

Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Antara, Opik

Komentar

Komentar
()

Top