Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Nusa Tenggara Timur

Kelabba Maja, Pelangi yang Jatuh di Pulau Sabu

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ketiga pilar batu Kelabba Maja dianggap sebagai batu keseimbangan, mewakili keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tempat ini juga dianggap sakral, di mana penduduk setempat menganggapnya sebagai tanah dewa, tempat suci Dewa Maja.

Setiap tahun, upacara penyembelihan hewan diadakan sebagai simbol permohonan perlindungan dan kesuburan dari Dewa Maja. Karena tempat ini dianggap suci, maka pengunjung perlu tetap berpakaian sopan dan menghormati tradisi setempat.

Batu ini sering disebut dengan maja yang dikaitkan dengan nama mahapatih Gajah Mada. Masyarakat setempat disebut berterima kasih kepada Kerajaan Majapahit karena ia telah berjasa dalam menyatukan kepulauan di Nusantara pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16.

Di Pulau Sabu, ada sejumlah fakta yang menunjukkan bahwa Majapahit pernah menanamkan kekuasaanya di pulau ini. Menurut cerita lisan di kalangan rakyat, Raja Majapahit sangat dihormati di sana bahkan raja dan istrinya diceritakan pernah tinggal di Ketita di Pulau Raijua dan Pulau Sabu.

Bukti bahwa Majapahit pernah menguasai pulau ini antara lain adanya batu peringatan untuk Raja Majapahit yang disebut Wowadu Maja dan sebuah Sumur Maja di Desa Ledeuni Kecamatan Raijua.. Selain itu, ada upacara yang diadakan oleh salah satu udu di Raijua. Udu Nadega yang diberi julukan Ngelai, menurut cerita adalah keturunan orang-orang Majapahit.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top