Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Nusa Tenggara Timur

Kelabba Maja, Pelangi yang Jatuh di Pulau Sabu

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kabupaten Sabu Raijua terpencil di tengah Laut Sawu. Di tempat yang jauh dari keramaian ini terdapat sebuah pemandangan perbukitan berwarna warni seperti di Pegunungan Pelangi di Tiongkok.

Di Laut Sawu yang dalam di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat tiga pulau terpencil yang jauh dari mana-mana. Kepulauan ini berada antara Pulau Rote sebelah timur dan Pulau Sumba di sebelah barat.

Ketiga pulau adalah Pulau Sabu atau Sawu sebagai pulau terbesar, di sisi palung utara, disusul Pulau Raijua yang memiliki luas nomor dua di sisi baratnya, dan yang terkecil adalah Pulau Dana sisi barat daya. Ketiganya membentuk Kabupaten Sabu Raijua yang berdiri melalui Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 November 2008.

Kabupaten Sabu Raijua berada di posisi 121 derajat 16'10 menit 78 detik hingga 122 derajat 0,30 menit 26 detik Bujur Timur dan 10 derajat 25 menit 12 detik hingga 10 menit 49 detik 45,83 menit Lintang Selatan. Bersama dengan Pulau Rote, Pulau Dana menjadi pulau paling selatan di Indonesia.

Luas Kabupaten Sabu Raijua adalah sendiri mencapai 460,47 kilometer persegi terbagi atas 6 (enam) kecamatan. Populasi kabupaten tersebut hanya 89.327 menurut sensus 2020. Kepadatannya 190 jiwa per kilometer persegi sehingga tempat ini bisa dibilang cukup lengang.

Topografi pulau-pulau tersebut relatif datar dengan 0 hingga 325 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wilayahnya didominasi dataran rendah dan beberapa diantaranya berupa perbukitan dengan kemiringan lereng antara 5-15 persen.

Hal menarik di Kabupaten Sabu Raijua adalah adanya tempat wisata di perbukitan dengan nama Kelabba Maja. Lokasinya berada di Desa Wadumaddi, Kecamatan Hawu Mehara, tepatnya berada di sisi selatan pulau tidak jauh dari Wadumeddi yang menghadap langsung Samudra Hindia.

Nama ini berasal dari kata kelabba yang artinya batu putih dan maja yang berarti singgasana, dalam hal ini singgasana patih Majapahit. Arti lainnya dari nama tersebut adalah tempat tinggal para dewa. Para penganut kepercayaan kuno yang disebut Jingitiu, di Pulau Sabu percaya tempat Kelabba Maja menjadi tempat yang sakral, tempat melakukan ritual keagamaan.

Objek wisata Kelabba Maja berupa pemandangan tebing-tebing batu alami. Pelapukan yang terjadi pada batu menyingkap warna-warni yang dimiliki mulai dari warna merah marun, putih, merah jambu, coklat, dan biru. Warna-warnanya terlihat dalam bentuk gradasi seperti pelangi yang semakin menambah keindahannya.

Selain itu ada tiga pilar yang berdiri kokoh dengan semacam kepala di atasnya. Ketiga batu ini dipercaya menjadi tempat duduk para dewa. Wisatawan belum lengkap petualangannya jika belum berfoto di bawah batu dengan ketinggian mencapai sekitar 5 meter.

Ketiga pilar batu Kelabba Maja dianggap sebagai batu keseimbangan, mewakili keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tempat ini juga dianggap sakral, di mana penduduk setempat menganggapnya sebagai tanah dewa, tempat suci Dewa Maja.

Setiap tahun, upacara penyembelihan hewan diadakan sebagai simbol permohonan perlindungan dan kesuburan dari Dewa Maja. Karena tempat ini dianggap suci, maka pengunjung perlu tetap berpakaian sopan dan menghormati tradisi setempat.

Batu ini sering disebut dengan maja yang dikaitkan dengan nama mahapatih Gajah Mada. Masyarakat setempat disebut berterima kasih kepada Kerajaan Majapahit karena ia telah berjasa dalam menyatukan kepulauan di Nusantara pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16.

Di Pulau Sabu, ada sejumlah fakta yang menunjukkan bahwa Majapahit pernah menanamkan kekuasaanya di pulau ini. Menurut cerita lisan di kalangan rakyat, Raja Majapahit sangat dihormati di sana bahkan raja dan istrinya diceritakan pernah tinggal di Ketita di Pulau Raijua dan Pulau Sabu.

Bukti bahwa Majapahit pernah menguasai pulau ini antara lain adanya batu peringatan untuk Raja Majapahit yang disebut Wowadu Maja dan sebuah Sumur Maja di Desa Ledeuni Kecamatan Raijua.. Selain itu, ada upacara yang diadakan oleh salah satu udu di Raijua. Udu Nadega yang diberi julukan Ngelai, menurut cerita adalah keturunan orang-orang Majapahit.

Tidak hanya itu, pengaruh dari kerajaan dari Jawa itu juga bisa ditemukan lewat motif pada tenunan selimut orang Sabu yang bergambar pura. Bukti lain, di Kecamatan Mesara terdapat desa yang bernama Tana Jawa yang penduduknya mempunyai ciri-ciri fisik seperti orang Jawa.

Jejak Majapahit lainnya berada sebuah tempat di dekat Pelabuhan Mesara yang disebut dengan Mulie. Setelah ditelusuri, kata itu diambil dari kata mulih dalam bahasa Jawa yang berarti pulang.

Kehati-hatian sangat diperlukan selama berada di kawasan Kelabba Maja. Hal ini karena batuan di sini sangat rapuh, sehingga wisatawan bisa jatuh atau terpeleset karena menginjak batuan yang kurang memiliki ikatan yang kuat ini.

Keindahan Kelabba Maja telah membuatnya dinominasikan dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) pada 2018, untuk kategori Destinasi Surga. Sebuah pemandangan batu yang tidak bisa dijumpai di tempat lain di Indonesia.

Mirip di Tiongkok

Kelabba Maja mirip dengan Pegunungan Pelangi di Taman Nasional Zhangye Danxia, Tiongkok versi mini. Pegunungan Pelangi berada di Zhangye Danxia Landform Geological Park saat ini menjadi salah keajaiban geologis dunia karena menawarkan warna yang lebih beragam, menyerupai pelangi yang dilukis di perbukitan.

Pegunungan Pelangi terletak di Provinsi Gansu di barat laut Tiongkok. Dengan luas mencapai 322 kilometer persegi objek wisata ini pada 2009 dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Saat ini lokasi tersebut telah menjadi tujuan banyak wisatawan Tiongkok maupun internasional.

Pegunungan Pelangi adalah batu pasir dan batu lanau kapur yang diendapkan di Tiongkok sebelum Pegunungan Himalaya terbentuk. Pasir dan lumpur diendapkan dengan besi dan mineral yang menjadi bahan utama untuk membentuk warna yang kita lihat sekarang.

Proses terbentuknya Kelabba Maja mungkin bisa meminjam apa yang terjadi di Pegunungan Pelangi. Dulunya tempat itu merupakan stratigrafi horizontal dan datar berlapis. Formasi ini terganggu oleh tumbukan Lempeng Hindia dengan Lempeng Eurasia sekitar 55 juta tahun yang lalu, yang membuat terjadinya serupa melipat.

Proses melipat ini mengangkat gunung dan mengungkap batuan sedimen yang tersembunyi jauh di bawah permukaan bumi. Pelapukan dan erosi oleh panas angin dan hujan, menghilangkan lapisan batuan silisiklastik benua di atasnya dan mengekspos formasi di bawahnya dengan mineralogi dan kimia yang berbeda yang menyebabkan variasi warna yang dimiliki tersingkap.

Sedangkan warna yang ada pada Pegunungan Pelangi diperoleh dari air tanah yang bergerak melalui butiran batu pasir dan mengendapkan mineral di antara butiran tersebut. Endapan ini dapat menumpuk hingga tidak ada lagi ruang pori di antara butiran-butiran tersebut, sehingga membuat butiran tersebut tetap berada di tempatnya.

Sementara sumber warna Pegunungan Pelangi berasal dari lapisan oksida besi dan sementasi, yang juga dikenal sebagai hematit (Fe2O3), yang berada antara butiran batupasir. Proses ini sama persis yang terjadi ketika sepotong logam tertinggal di tengah hujan dan membentuk lapisan karat merah di bagian luarnya.

Pelapukan, bercampur dengan air dan oksigen mengoksidasi unsur besi menjadi oksida besi, yang terkenal karena warnanya yang merah tua. Pegunungan Pelangi sebagian besar dicirikan oleh pewarnaan oksida besi pada formasi batu pasir Danxia.

Seringkali oksida besi menghasilkan pigmen merah tua, namun ada kalanya oksida membentuk warna berbeda. Misalnya limonit atau goetit yang teroksidasi akan menghasilkan warna coklat atau kuning pada batupasir, magnetit dapat membentuk warna hitam pada batupasir.

Jika terdapat besi sulfida, maka akan mendapatkan warna kuning metalik yang diberikan oleh belerang. Sedangkan warna hijau seringkali disebabkan oleh lempung klorit atau besi silikat. Ini hanyalah beberapa contoh bagaimana batupasir dapat diubah warnanya selama diagenesis.

Selain disandingkan dengan Pegunungan Pelangi di Tiongkok, keindahan Kelabba Maja juga sering disandingkan dengan destinasi wisata yang ada di luar negeri, seperti Painted Hills yang ada di Oregon Amerika, Cappadocia di Turki. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top