Kekurangan Gizi Picu KLB Campak di Asmat
Foto: ANTARA/Galih PradiptaJAKARTA - Kekurangan gizi yang dialami anak-anak dan balita menjadi penyebab munculnya kejadian luar biasa (KLB) campak dan penyakit lain, seperti peneumonia, TBC, cacingan, malaria, dan lainnya di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
"Saya yakin karena kekurangan gizi maka mereka kena campak. Itu juga jelas bahwa mereka terkena berbagai macam penyakit lainnya yang memperberat kondisi mereka,"
kata Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, di Timika, Kabupaten Mimika, usai mengunjungi para pasien KLB campak di Kabupaten Asmat, Kamis (25/1). Menurut Nila, untuk mengatasi persoalan yang terjadi di Asmat sangat tidak mungkin hanya ditangani oleh Kemenkes.
Harus melibatkan banyak pihak untuk bersama mengambil langkah memperbaiki sistem pelayanan. Selain itu, juga untuk mengambil langkah dalam mengobati, meningkatkan imunisasi, perbaikan gizi, serta penguatan di bidang lain agar bisa mempermuda jangkauan pelayanan.
"Terlalu banyak hal dan membutuhkan penanganan jangkah panjang untuk membicarakan penanganan masalah ini. Tapi, Kemenkes tidak mungkin bergerak sendiri karena harus ada pembenahan lain mulai dari ketersediaan BBM bagi masyarakat, akses penyaluran air bersih, dan hal lainnya," kata Nila.
Diperoleh informasi, tim kesehatan terpadu sudah menjangkau 20 distrik (kecamatan) dari 23 distrik yang ada di Kabupaten Asmat.
"Dari 23 distrik yang ada di Asmat, 20 distrik sudah disisir. Jumlah pasien sekarang mulai berkurang. Memang masih ada pasien yang dirawat di RSUD Asmat maupun di gereja," kata Nila.
Menkes mengakui kondisi geografis di Asmat mengakibatkan semua masyarakat berada di atas daerah rawah terkena gizi buruk. Selain itu, jangkauan ke pusat pengobatan juga sangat sulit karena masyarakat harus menggunakan jalur laut dan kali.
Tentara Nasional Indonesia mengirimkan Satuan Tugas (Satgas) kesehatan sebanyak 206 personel untuk membantu mengatasi gizi buruk dan kejadian luar biasa campak di Asmat.
Personel yang akan diberangkatkan ke Papua itu terdiri atas enam dokter spesialis, 23 dokter umum, dan sejumlah tenaga perawat.
"Mereka akan dirotasi dua bulan sekali," Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen TNI dr Ben Yura Rimba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis. Pengiriman Satgas Kesehatan TNI ini merupakan kedua kalinya, sebelumnya TNI juga telah mengirim tim kesehatan dan sudah berjalan 10 hari.
Kekurangan Dokter
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kementerian Kesehatan, Usman Simantri, menegaskan persoalan kekurangan gizi di Asmat tidak semata-mata karena kekurangan dokter.
"Ini masalahnya multisektor yang berdampak pada kesehatan, seperti air bersih, infrastruktur, MCK ada peran Kemen-PUPR, ketidaktahuan masyarakat dan perilaku juga ada peran pendidikan. Jadi, ada banyak peran seperti Kemensos, Kemendagri, pemda tidak berfungsi optimal," tegas Usman saat dihubungi, di Jakarta, Kamis. Ant/cit/AR-2
Redaktur:
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia