Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kala Kilang Balongan Mendengar Kebutuhan Para Tuna Rungu

Foto : Istimewa

PT KPI Unit Balongan bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mutiara Hati, Indramayu, menggagas program Perintis.

A   A   A   Pengaturan Font

Program Perintis dimulai dua tahun lalu dengan menyasar para penyandang disabilitas atau teman istimewa yang mengangkat isu-isu disabilitas terkait kesetaraan, keterbatasan akses lapangan kerja dan ruang pemberdayaan yang inklusif.

Program kegiatan dimulai dari peningkatan kapasitas teman tuli melalui sistem pembelajaran vokasi di SLB, Pelatihan Barista Kopi, Program Magang Barista, kemudian menginisiasi kafe "Kopi Teman Istimewa", penciptaan ruang inklusi, hingga workshop inklusif yang melibatkan masyarakat sekitar. Kafe itu memberdayakan 8 orang teman tuli sebagai barista kopi. Kedai Kopi dipilih karena kopi merupakan ruang publik yang menjadi titik temu bagi berbagai lapisan masyarakat dan berbagai jenis pekerjaan.

Kilang Balongan pun berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan selain SLBN Mutiara Hati seperti Mr. Ino Coffee, dan UMKM "Kopi Seduh". Para penyandang disabilitas dirangkul untuk mandiri melalui potensi UMKM. "Tim Manajemen PT KPI Unit Balongan berkomitmen untuk selalu menggunakan produk kopi dari Kopi Teman Istimewa sebagai sajian pada saat rapat dan juga hampers pada saat hari besar," tutur General Manager PT KPI Unit Balongan Sugeng.

Kini, Kopi Teman Istimewa sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya wilayah Kabupaten Indramayu saja melainkan wilayah Cirebon, Majalengka, Kuningan, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Tempat ngopi ini kini tidak hanya sebatas menjual kopi kepada masyarakat tetapi juga berhasil memperkenalkan bahasa isyarat dan menciptakan ruang kreatif bagi berbagai kelompok masyarakat.

Teman istimewa menjadi wadah kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan kapasitas, media edukasi, dan kemitraan dengan UMKM sekitar sekaligus menjadi ruang edukasi dan inklusi bagi penyandang disabilitas dan masyarakat umum, kami menyebutnya konsep Collaboration Hub.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top