Junta Kembali Janjikan Pemilu
inspeksi parade militer I Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, saat melakukan inspeksi parade militer saat peringatan Hari Kemerdekaan di Naypyidaw, Rabu (4/1). Junta mengumumkan bahwa dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan ini, mereka akan memberikan amnesti pada 7.000 tahanan.
Foto: AFPNAYPYIDAW - Junta Myanmar kembali mengatakan akan mengadakan pemilihan multipartai yang bebas dan adil yang dipersiapkan akan dilaksanakan akhir tahun ini. Janji itu dilontarkan saat junta memperingati Hari Kemerdekaan pada Rabu (4/1).
"Setelah memenuhi ketentuan keadaan darurat, pemilihan umum yang bebas dan adil akan diadakan sejalan dengan konstitusi 2008," kata pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, dalam pidatonya saat memperingati Hari Kemerdekaan ke-75 Myanmar di hadapan pasukan militer dan pendukungnya di Naypyidaw, tanpa merinci tanggal yang pasti kapan pemilu itu akan dilaksanakan.
Keadaan darurat yang diberlakukan junta akan berakhir pada akhir Januari ini, setelah itu otoritas konstitusi negara bagian mengajukan mosi untuk menggelar pemilihan yang baru.
"Komisi pemilu yang ditunjuk junta akan bertemu dengan partai politik untuk berdiskusi tentang sistem pemilihan perwakilan proporsional," imbuh Min Aung Hlaing.
Pernyataan Min Aung Hlaing ini mungkin ada kaitannya dengan langkah junta untuk membatalkan sistemfirst-past-the-post(pemilihan pemenang undi terbanyak) yang pernah mengakibatkan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Aung San Suu Kyi memenangkan mayoritas besar pada pemilu tahun 2020 dan 2015.
Militer telah menggunakan alasan adanya kecurangan besar-besaran selama pemilu pada November 2020 lalu sebagai alasan melakukan kudeta.
Dalam pidatonya, pemimpin junta Myanmar juga mengecam negara-negara karena campur tangan dalam urusan negaranya, sambil mengucapkan terima kasih kepada negara sahabat yang tetap mau bekerja sama secara positif seperti Tiongkok, India dan Thailand.
Sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintahan yang dipilih secara demokratis yang dipimpin oleh Suu Kyi hampir dua tahun lalu, Myanmar menghadapi isolasi internasional dan sanksi yang dipimpin Barat.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa negara dan organisasi internasional dan regional serta individu yang secara positif bekerja sama dengan kami di tengah semua tekanan, kritik, dan serangan," kata Jenderal Min Aung Hlaing.
"Kami bekerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Tiongkok, India, Thailand, Laos, dan Bangladesh. Kami akan bekerja sama untuk stabilitas dan pembangunan perbatasan," imbuh dia.
Amnesti
Sementara itu peringatan Hari Kemerdekaan Myanmar biasanya ditandai dengan perayaan dan pawai.
Myanmar mendeklarasikan kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada 4 Januari 1948, setelah perjuangan panjang yang diperjuangkan oleh Jenderal Aung San, ayah dari pemimpin sipil yang digulingkan Suu Kyi.
Namun sejak kudeta, perayaan sebagian besar diredam karena orang-orang tinggal di rumah sebagai protes pada junta.
Saat peringatan Hari Kemerdekaan, pihak berwenang biasanya membebaskan beberapa tahanan. Seorang juru bicara junta mengatakan lebih dari 7.000 tahanan akan dibebaskan kali ini, tanpa merinci apakah amnesti akan mencakup mereka yang dipenjara sebagai bagian dari penumpasan perbedaan pendapat.AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia