Rabu, 04 Des 2024, 02:40 WIB

Jepang Gunakan AI untuk Atasi Pembajakan Manga dan Anime

Seorang anak mengunjungi venue yang menjual kartu permainan anime/manga yang ada di Tokyo, Jepang, pada awal Oktober lalu. Penerbit di Jepang pada Selasa (3/12) menyatakan bahwa sekitar 70 persen situs pembajakan yang menawarkan konten Jepang

Foto: AFP/Philip FONG 

TOKYO – Jepang berencana menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengawasi situs web pembajakan anime dan manga yang dituduh oleh raksasa budaya pop itu menyebabkan kerugian miliaran dollar setiap tahunnya.

Setidaknya ada 1.000 situs web yang menawarkan unduhan gratis konten Jepang secara ilegal, sebagian besar adalah novel grafis manga yang terkenal secara global, sekelompok penerbit domestik mengklaim pada awal tahun 2024.

Namun berdasarkan skema percontohan senilai 300 juta yen (2 juta dollar AS) yang diusulkan oleh Badan Urusan Kebudayaan Jepang, AI akan menelusuri web untuk mencari situs pembajakan buku manga dan kartun anime menggunakan sistem deteksi gambar dan teks sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk melindungi hak kekayaan intelektual.

"Pemegang hak cipta menghabiskan banyak sumber daya manusia untuk mencoba mendeteksi konten bajakan secara manual di internet," kata pejabat Badan Urusan Kebudayaan Jepang, Keiko Momii, kepada AFP pada Selasa (3/12). “Namun moderator manusia hampir tidak mampu menangani konten ilegal yang terus-menerus beredar,” imbuh badan tersebut dalam keterangan tertulisnya.

Prakarsa tersebut tercantum dalam permintaan anggaran tambahan lembaga untuk tahun fiskal ini yang berakhir pada bulan Maret, dan jika berhasil juga dapat diterapkan pada film dan musik lain yang dibagikan secara ilegal.

Prakarsa ini juga akan melatih AI untuk mengenali situs web bajakan dengan menganalisis tata letak, iklan, dan pola kontennya. Sistem ini juga akan menggunakan pengenalan gambar untuk mendeteksi penggunaan materi manga dan anime yang disediakan oleh penerbit secara tidak sah.

Ekspor Aset Budaya

Jepang yang merupakan tempat lahirnya komik dan kartun epik seperti Dragon Ball dan waralaba permainan dari Super Mario hingga Final Fantasy, memandang industri kreatif sebagai pendorong pertumbuhan yang setara dengan baja dan semikonduktor.

“Industri anime dan manga Jepang saat ini sedang bergulat dengan kerugian finansial yang besar akibat pembajakan, dengan kerugian diperkirakan sekitar 2 triliun yen (sekitar 13,4 miliar dollar AS) setiap tahunnya,” ungkap Badan Urusan Kebudayaan Jepang.

Dalam strategi Cool Japan yang telah direvisi dan dirilis pada bulan Juni lalu, pemerintah mengatakan pihaknya bertujuan untuk meningkatkan ekspor aset budaya ini hingga 20 triliun yen pada tahun 2033.

“Saat ini ada sekitar 70 persen situs bajakan yang menawarkan konten Jepang beroperasi dalam bahasa asing, termasuk Inggris, Mandarin, dan Vietnam,” kata penerbit Jepang.

Pada tahun 2022, sektor gim, anime, dan manga Jepang meraup 4,7 triliun yen dari luar negeri yang mana hasil itu mendekati nilai ekspor microchip sebesar 5,7 triliun yen, menurut data pemerintah. AFP/NHK/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: