Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 25 Jan 2025, 01:15 WIB

Jakarta Ingin Jadi Kota Budaya

Pengunjung mengamati koleksi Museum Wayang di kawasan Kota Tua, Jakarta, Jumat (24/1). Museum yang memiliki lebih dari 6.800 koleksi wayang tersebut kini lebih inklusif dan modern dengan menghadirkan pengalaman imersif yang mencakup Augmented Reality, Vir

Foto: ANTARA/Muhammad Ramdan

\JAKARTA - Berbagai cara ditempuh untuk mendorong Jakarta menjadi kota budaya. Salah satu jalan yang ditempuh Pemerintah Provinsi Jakarta mendesain ulang Museum Wayang. Kini ada tata pamer dan penambahan teknologi imersif. “Ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan Jakarta sebagai pusat budaya dan sejarah,” ungkap Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, Jumat (24/1).

Jadi, pembaruan museum menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah provinsi Jakarta untuk meningkatkan daya tarik museum. Teguh berharap bisa mewujudkan Jakarta sebagai pusat budaya dan pusat sejarah Indonesia.

Menurutnya, Museum Wayang bisa menjadi salah satu destinasi sejarah dan budaya Jakarta. Pembaruan yang dilakukan atas museum yang berada di bawah naungan Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Jakarta itu pun tak semata untuk memikat wisatawan. Tetapi juga untuk melestarikan benda-benda sejarah.

“Wajah baru ini tidak semata-mata penampilan, tapi juga melindungi elemen-elemen di Museum Wayang,” jelasnya. Terkait wajah baru Museum Wayang, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, meliputi tata pamer dan ruang imersif Museum Wayang. Ini diharapkan mampu menjawab tantangan Jakarta sebagai kota global.

Untuk tata pamer, dengan penataan koleksi wayang, topeng dan boneka di bangunan lama. Penataan menampilkan vitrin (etalase) yang minimalis serta fokus utama pada koleksi berpadu dengan keindahan bangunan cagar budaya. ??????Selain itu, ada juga sentuhan teknologi yang ditambahkan melalui digital wayfinder (petunjuk navigasi), peta persebaran wayang, silsilah wayang, dan lini masa perkembangan wayang.

Kemudian, ada permainan gamelan dan papan informasi digital guna menambah pengalaman pengunjung. Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah ruang interaktif imersif. Ruang ini mempertemukan dunia fisik dan realitas digital atau simulasi. “Inovasi teknologi ini menghadirkan cara baru berkomunikasi serta berinteraksi,” tutur Miftahulloh Tamary.

Teknologi imersif ini mencakup Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Mixed Reality (MR). Ruang imersif dilengkapi Area Super Hologram, Ruang Imersif 360, Permainan Interaktif yang dapat dinikmati warga.
Pemprov berupaya mendekatkan museum dengan teknologi yang memberikan tidak hanya wawasan atau pengetahuan baru, tetapi juga pengalaman menarik pengunjung.

“Tata kelola museum yang melestarikan seni budaya melalui teknologi informasi harus dilakukan. Pendekatan ini diharapkan mampu membawa lebih banyak pengunjung muda. Ini juga menjadi ujung tombak pelestarian budaya bangsa,” ujar Miftahulloh.

Koleksi

Museum Wayang yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta, kini tampil dengan wajah baru dilengkapi ruang imersif dan teknologi informasi baru. Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Jakarta, Sri Kusumawati, menjelaskan bahwa perubahan tidak hanya terbatas pada penambahan ruang imersif, tetapi juga perbaikan menyeluruh terhadap bangunan yang merupakan cagar budaya.

Sekarang, sudah ada dua bangunan: lama dan baru. Di bangunan lama, dinding dibebaskan dan mengembalikan elemen asli gedung. Sri mengungkapkan, tata pameran baru ini dibuat dengan desain minimalis yang mengutamakan koleksi wayang sebagai daya tarik utama. Selain itu, biar tidak mengganggu keindahan arsitektur asli gedung.

Pengunjung dapat menikmati ruang pamer yang lebih lapang. Ini memberi kesempatan pengunjung untuk lebih leluasa melihat pameran. Terkait koleksi, Sri menegaskan bahwa tidak ada penambahan koleksi baru. Akan tetapi, jumlah yang dipamerkan memang sengaja dibatasi agar ruang pameran lebih nyaman, tidak terlalu padat.

“Jumlah koleksi yang dipamerkan tidak sebanyak tata pamer lama. Sekarang tidak terlalu banyak, tetapi kita akan rotasi tiga bulan sekali,” ungkap Sri. Selain itu, museum kini dilengkapi ruang imersif dan fitur-fitur interaktif untuk menarik perhatian generasi muda.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.