Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 25 Jan 2025, 06:10 WIB

Perang Air, Tradisi Imlek di Selatpanjang

Foto: ANTARA/Rahmat Santoso

Saat Imlek tiba, warga Selatpanjang mengadakan tradisi unik berupa perang air. Dalam Festival Cian Cui demikian disebut warga berkumpul di tepi jalan akan disiram dengan air dari sebuah becak yang akan dibalas dengan guyuran lebih dahsyat sebagai rasa suka cita.

1737733154_9ad83ffa937ea7a6b8b6.jpg

Selatpanjang adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, Indonesia. Kota Selatpanjang juga merupakan Ibu kota kecamatan Tebing Tinggi, kota ini terletak di bagian pesisir utara Pulau Tebing Tinggi yang berhadapan dengan Pulau Rangsang di sebelah utara.

Pulau Tebing Tinggi yang menjadi lokasi Selatpanjang memiliki wilayah seluas 12,50 kilometer (km) persegi. Sedangkan luas Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri mencapai 3.707,84 km persegi, meliputi Pulau Tebing Tinggi, Rangsang, Pedang dan dua pulau kecil yaitu Majoen dan Topang.

Selatpanjang ini berada di sebuah selat yang memisahkan Pulau Tebing Tinggi dan Pulau Rangsang. Jika ditarik garis lurus, lokasinya berada di timur laut kota Pekanbaru Ibukota Provinsi Riau dengan jarak 149 km.

Pada era kolonial belanda Selatpanjang merupakan pelabuhan penyeberangan ke pulau-pulau lain di sekitarnya. Lambat lain kota yang berada di Pulau Tebingtinggi ini semakin ramai dengan aktivitas ekonominya yang semakin kompleks.

Pulau-pulau ini bersama pulau lainnya terbentuk oleh endapan dari Sungai Kampar yang bermuara di Selat Malaka. Pada 23 Maret 2009, Selatpanjang menjadi Pusat Kota Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis.

Kota tersebut berjuluk sebagai “Kota Sagu” karena daerah ini termasuk salah satu Kawasan Pengembangan Ketahanan Pangan Nasional. Wilayah pulau-pulau ini sejak lama dikenal sebagai penghasil sagu bahkan merupakan terbesar di Indonesia.

Laporan Badan Pusat Statistik 2020 Selatpanjang dihuni sebanyak 39.855 jiwa dengan kepadatan 3.188,4 jiwa per km persegi. Dari angka populasi tersebut etnis Melayu memiliki jumlah yang tertinggi, disusul dengan Tionghoa, lainnya adalah Suku Jawa, Minangkabau, Bugis, Batak, Tamil atau India.

Selatpanjang yang berada di selat sempit namun panjang sejak lama menjadi titik pertemuan berbagai suku. Terutama Melayu dan Tionghoa, sejak lama telah terjalin keharmonisan dalam dalam kehidupan perdagangan maupun budaya.

Stabilitas yang terjaga sejak lama menjadikan Selatpanjang sebagai pusat perdagangan antara bangsa Melayu dan Tionghoa. Titik ini menjadi tempat terjadinya lalu lintas barang antara kepulauan Nusantara dengan Tiongkok.

1737733155_2946f58cc619f9b8a7b6.jpg

Budaya Tionghoa cukup dominan di Selatpanjang. Hal ini terlihat terutama pada saat perayaan Tahun Baru Cina, atau disebut Imlek. Selain ramai dengan hiasan perayaan tahun dengan berbagai ornamen dengan warna dominan merah di sini berlangsung tradisi unik berupa perang air.

Tahun ini perang yang diadakan pada Festival Cian Cui atau Perang Air tahun ini akan digelar kembali setelah pernah ditiadakan pada saat terjadi pandemic Covid-19.Tahun 2024 atraksi ini absen karena bersamaan dengan masa tenang pemilihan umum (pemilu) presiden dan legislatif sehingga tidak bisa dilaksanakan.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kepulauan Meranti, Ery Suhairi mengungkapkan bahwa pembukaan Festival Perang Air tahun ini direncanakan akan dilaksanakan pada 30 Januari 2025 mendatang. Tradisi ini diadakan untuk memeriahkan perayaan Imlek di kota Selatpanjang.

Perang Air dilaksanakan selama enam hari berturut-turut. Dalam acara ini masyarakat berkumpul di pinggiran Jalan Ahmad Yani. Dengan becak motor masyarakat baik tua maupun muda, perempuan atau laki-laki berkeliling kota.

Masyarakat yang berdiri di pinggir jalan kemudian menyiramkan air kepada orang-orang tersebut. Air biasanya disiramkan dengan menggunakan gayung, ember, kantong plastic, atau pistol air atau cara lain kepada mereka yang lewat. Sedangkan orang-orang yang berada di atas becak air membalas dengan cara serupa.

Pada perang air mereka yang terkena air tidak boleh marah. Memang demikian yang terjadi sejauh ini acara berlangsung lancar tanpa terjadi masalah, karena disadari tujuannya untuk memeriahkan Imlek dengan cara bersenang-senang.

Awalnya tradisi ini dikenal dengan Perang Air, tetapi mulai tahun 2016 lalu dilakukanlah pergantian nama menjadi Cian Cui. Kabupaten Kepulauan Meranti dengan pusat kotanya Selatpanjang memang sudah dikenal sebagai pemilik ini. Hebatnya acara tahunan ini dipandang unik dan di dunia hanya ada di dua negara, yakni di Thailand dengan sebutan Songkran.

1737733154_05fad546b0201c77da9e.jpg

Sejauh ini mereka yang terlibat Perang Air di Selatpanjang tak mengenal usia, dan tidak mengenal etnis. Namun mereka yang terlihat secara dominan adalah masyarakat dari etnis Tionghoa yang bermukim di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Yang lebih unik laih, kebiasaan perang air ini bukan hanya dilakukan saat perayaan Imlek saja. Pada Idul Fitri perang air juga diadakan sebagai perayaan hari besar etnis bagi Melayu yang beragama Islam. Untuk menghormati semua masyarakat lintas etnis terlibat perang air.

Perang Air merupakan tradisi bagi etnis Tionghoa dengan masyarakat Melayu di Kabupaten Meranti. Kegiatan ini membatas perbedaan warna kulit dan ukuran mata saja untuk bersatu merayakan hari besar Imlek dan Idul Fitri.

Pada saat Idul Fitri saudara Tionghoa itu datang bersilaturahmi. Begitu melihat ada perang air, mereka juga ikut terlibat perang air. Sebaliknya, ketika Imlek banyak anak-anak dari etnis Melayu membeli pistol untuk perang air. Namun harus diakui Perang Air pada perayaan Imlek lebih meriah karena diorganisasi dengan lebih baik.

Bagi etnis Tionghoa Perang Air dinilai memberi arti secara spiritual. Air dipercaya membawa berkah kedamaian dan kemurahan rezeki. Maka tak heran, setiap Imlek banyak harapan etnis Tionghoa berharap turun hujan.

Tradisi Perang Air menjadi aset wisata Kepulauan Meranti. Banyak beberapa wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kabupaten ini untuk melihat kemeriahan perang air berlangsung selama enam hari dan telah masuk daftar agenda wisata Provinsi Riau.  hay

Redaktur: Haryo Brono

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.