Jakarta Bangun Generasi Cerdas Berinternet
Kegiatan bertajuk “Dukungan Psikologi Sosial, Cerdas Berinternet bagi Anak dan Remaja” di SMAN 96 Jakarta, Cengkareng yang dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatur Choiri Fauzi dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, Jumat (1/11).
JAKARTA - Pemprov Jakarta berkomitmen membangun generasi cerdas berinternet. "Perlu kerja sama berbagai pihak, termasuk para guru guna membimbing dan mengajarkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik agar cerdas berinternet," ungkap Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, Jumat (1/11).
Teguh mengatakan ini saat mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, berkunjung ke SMAN 96, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (1/11). Dalam kesempatan ini, Teguh dan Arifatul meninjau kegiatan "Dukungan Psikososial Cerdas Berinternet bagi Anak."
Menurut Teguh, cerdas berinternet juga sebagai upaya melindungi peserta didik dalam menghadapi arus informasi global di era digital.
Dalam kesempatan ini, Teguh mengapresiasi dukungan Kementerian PPPA untuk meningkatkan kesadaran penggunaan internet yang aman dan cerdas bagi anak-anak remaja Jakarta.
Gubernur menilai, dukungan psikososial merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan sebagai indikator tumbuh kembang anak-anak Jakarta. Maka, sinergi yang solid perlu diwujudkan lintas instansi dan sektor di Jakarta dalam mengawasi tantangan transformasi digital.
Menurut Teguh, perkembangan teknologi digital seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, membawa banyak manfaat, tetapi di sisi lain juga menimbulkan tantangan baru. Ini terutama dalam perlindungan anak-anak. Ancaman kekerasan berbasis gender online, maraknya judi online, peretasan data online anak, serta kecanduan gadget, menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan.
Pada kesempatan ini, Teguh mengapresiasi peran para guru, serta orang tua yang mendampingi anak-anak dalam berinteraksi di dunia maya secara aman dan bijak. "Diperlukan pembekalan literasi digital yang baik untuk menghindari risiko jejak digital yang tidak diinginkan di masa depan," tandas Pj Gubernur Teguh.
Bagian Penting
Sementara itu, Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, menyampaikan, generasi muda saat ini tumbuh berdampingan dengan internet yang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, banyak yang bisa dilakukan para siswa dengan internet seperti belajar, bermain, berteman, bahkan mengembangkan bakat, dan kreativitas.
Hanya, dia mengingatkan dengan berbagai kegiatan tersebut, harus disertai tanggung jawab besar dalam menggunakan internet. Saat ini, sayangnya, masih banyak anak-anak yang menggunakan internet secara tidak bijak. Mereka mengalami kecanduan gadget, dan terlibat game online secara berlebihan.
Bahkan tidak sedikit yang terjerumus dalam bahaya seperti penyebaran data pribadi dan kekerasan online. "Saya harap, tiap kepala daerah bisa memberikan atensi terhadap pengawasan anak-anak agar cerdas berinternet," tandas Arifatul.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jakarta, Miftahulloh Tamary, melaporkan, selama tahun ini ada sebanyak 27 kasus kekerasan berbasis gender online melibatkan anak-anak. Saat ini kasus tersebut ditangani Unit Pelaksana Teknis Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak.
Miftahulloh menyebut, kasus yang ditangani ini seperti fenomena gunung es. Artinya, yang dilaporkan jauh lebih sedikit dari kejadan di lapangan yang sesungguhnya. "Banyak aspek yang perlu dipahami untuk melindungi anak-anak dari ancaman dunia digital yang semakin kompleks," jelas Miftah.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya