Italia Juara Billie Jean King Cup
Tim Italia berselebrasi I Jasmine Paolini (tengah) dari Italia dan rekan satu tim Tim Italia berselebrasi saat menang Final Piala Billie Jean King di arena Palacio de Deportes Jose Maria Martin Carpena, Malaga, Spanyol, Kamis (21/11).
Foto: Thomas COEX / AFPMÁLAGA - Italia meraih gelar Billie Jean King Cup untuk kelima kalinya setelah Jasmine Paolini mengalahkan Rebecca Sramkova. Dia memastikan kemenangan 2-0 atas Slovakia, Kamis (21/11). Petenis peringkat empat dunia, Paolini, menang dengan skor 6-2, 6-1 dalam pertandingan di nomor tunggal kedua. Diamelanjutkan kemenangan Lucia Bronzetti 6-2, 6-4 atas Viktoria Hruncakova di pertandingan pertama.
Italia, yang tahun lalu menjadi runner-up setelah kalah dari Kanada di final, berhasil melangkah lebih jauh kali ini di Malaga untuk menjadi juara pertama kali sejak 2013. Kemenangan ini menjadi penutup tahun yang luar biasa bagi Paolini. Dia juga tampil sebagai runner-up di turnamen Grand Slam Roland Garros dan Wimbledon.
“Tahun yang sungguh luar biasa. Mengakhirinya dengan Billie Jean King Cup ini sungguh menakjubkan. Saya bahkan tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya,” tutur Paolini. Dia mencoba menikmatinya. Dia beruntung bisa berada di posisi ini, menjadi bagian dari tim Italia.
Slovakia, yang terakhir kali memenangkan kompetisi ini tahun 2002, tidak pernah kalah dalam pertandingan Billie Jean King Cup yang digelar di Spanyol ini.Sebagai tim yang tidak diunggulkan, Slovakia membuat kejutan besar tahun ini dengan mengalahkan Amerika Serikat, Australia, dan Inggris Raya untuk mencapai final.
Namun, Bronzetti dengan mudah mengatasi Hruncakova dalam waktu kurang dari 90 menit. Sramkova, petenis peringkat 43 yang tengah berada dalam performa terbaiknya, sempat bertahan menghadapi dua break point untuk menyamakan kedudukan 2-2 di set pertama. Tetapi Paolini, yang tampil lebih dominan, mematahkan servis Sramkova untuk memimpin 4-2, lalu mempertahankan keunggulannya.
Sramkova melakukan double fault yang memberi Paolini dua set point. Paolini memanfaatkan peluang pertamanya saat pukulan Sramkova membentur net. Di set kedua, Paolini langsung mematahkan servis Sramkova di gim kedua dan tampak akan meraih kemenangan mudah. Namun, Sramkova membalas dan kembali menyamakan kedudukan.
Meskipun Sramkova sebelumnya mengalahkan Danielle Collins, Ajla Tomljanovic, dan Katie Boulter dalam perjalanan Slovakia ke final, menghadapi Paolini menjadi tantangan yang terlalu berat. Paolini, 28 tahun, kembali memimpin dengan pukulan forehand yang tajam untuk unggul 3-1, dan mempertahankan momentum hingga akhir.
Tahun 2024 menjadi terobosan besar bagi Paolini, yang sebelumnya lebih sering berada di luar peringkat 50 besar dunia. Dia mematahkan servis Sramkova sekali lagi saat lawannya melakukan pukulan terlalu panjang, sebelum menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan meyakinkan dalam waktu satu jam lima menit.
Dalam pertandingan pertama, Lucia Bronzetti, petenis peringkat 78 dunia, berhasil memanfaatkan pengalaman dan kekuatannya untuk membuat Viktoria Hruncakova terus bergerak di seluruh lapangan. Bronzetti mematahkan servis lawannya tiga kali di set pertama, hanya kehilangan satu gim servis di awal pertandingan sebelum menemukan ritmenya. ben/AFP/G-1
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: AFP, Benny Mudesta Putra
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 2 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
- 3 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
- 4 Kasad Hadiri Penutupan Lomba Tembak AARM Ke-32 di Filipina
- 5 Masyarakat Perlu Dilibatkan Cegah Gangguan Mental Korban Judol
Berita Terkini
- Terpuruk di Papan Bawah Klasemen, Leicester City Depak Pelatih Steve Cooper
- Cetak Sejarah, BPSDMP Kukuhkan Guru Besar Pertama Bidang Maritim
- Menhan Sjafrie: Strategi Nasional Kemenhan Dipastikan Berpihak ke Rakyat
- KKP Pastikan Produk Perikanan RI Penuhi Standar Mutu Ekspor AS
- Mendikdasmen: Peningkatan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi, bukan Kenaikan Gaji